Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)
Kontraktor swasta, TOTL membukukan kontrak baru Rp3,25 triliun sampai akhir Oktober 2017.
Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana memaparkan realisasi kontrak baru tersebut mencapai 81 persen dari target Rp4 triliun sampai akhir 2017. Beberapa proyek besar antara lain Thamrin nine fase 2, Gedung GOP 1, Chitaland Tower, Taman Permata Buana Apartemen dan Hotel Potato Head.
Dari target kontrak baru sepanjang tahun itu, perusahaan menargetkan pendapatan usaha Rp3,1 triliun serta laba bersih sekitar Rp250 miliar pada 2017. Perusahaan ini banyak menggarap pekerjaan konstruksi bangunan tinggi.
PT Intiland Development Tbk (DILD)
Emiten property ini melalui anak perusahaannya PT Intiwhiz International tengah bersiap mengembangkan 40 unit hotel baru di Indonesia.
Moedjianto S. Tjahjono, Presiden Direktur dan CEO Intiwhiz International, mengatakan bahwa dengan meresmikan pembukaan Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang, perseroan telah mengoperasikan 22 unit hotel.
Perseroan mengembangkan hotel bintang 2, 3, dan 4, serta segmen baru hotel kapsul. Secara umum, investasi untuk hotel bintang 2 berkisar antara Rp38 miliar hingga Rp40 miliar, bintang 3 sekitar Rp45 miliar, dan bintang 4 sekitar Rp65 miliar hingga Rp70 miliar.
PT Timah Tbk (TINS)
TINS menghabiskan biaya sebesar Rp144,14 miliar untuk eksplorasi yang dilakukan di Bangka dan Belitung sampai dengan bulan Oktober 2017. Kegiatan eksplorasi dilakukan di darat dan laut. Adapun di bulan November ini, TINS berencana melanjutkan pengeboran.
TINS menyebut, kegiatan eksplorasi di laut dilakukan dengan pengeboran prospektif dan pengeboran rinci di perairan Bangka, menggunakan 5 unit kapal bor.
Adapun wilayah yang termasuk dalam aktivitas pemboran laut ini adalah Laut Sampur, Laut A. Kantung, Laut Rebo, dan Laut Jungku. Melalui eksplorasi laut, TINS mendapatkan sumberdaya tereka (inferred) sebesar 34 ton, tertunjuk (indicated) sebesar 134 ton, dan terukur (measured) sebesar 8.389 ton.
Crude Palm Oil (CPO)
Ekspor minyak sawit Indonesia (tidak termasuk biodiesel dan oleochemical) mencapai puncak tertinggi pada Agustus 2017, yaitu 2,98 juta ton. Namun, pada September, ekspor minyak sawit Indonesia turun 7,5 persen atau hanya mampu mencapai 2,76 juta ton.
Bagaimanapun, angka ekspor ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tren ekspor sepanjang 2017. Ini menunjukkan bahwa pasar minyak sawit masih terus bergeliat karena kurangnya pasokan dari minyak nabati lainnya di pasar global.
Sepanjang September harga harian CPO global bergerak di kisaran US$ 687,50 – US$ 760 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 724,9 per metrik ton. Harga rata-rata ini meningkat 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$676 per metrik ton.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
Meski masih menyandang status sumber pendapatan sampingan, KRAS tidak mau setengah-setengah mengembangkan bisnis air. Makanya, perusahaan pelat merah tersebut serius mengawal peningkatan kapasitas air di Danai Cipasauran, Banten, melalui anak perusahaan bernama PT Krakatau Tirta Industri.
Sesuai rencana awal, Krakatau Tirta Industri ingin menambah kapasitas debit air Danau Cipasauran sebesar 800 liter per detik. Kalau proses itu tuntas, kapasitas debit air Danau Cipasauran akan meningkat dari semula 1.800 liter per detik menjadi 2.600 liter per detik.
Krakatau Steel menargetkan kontribusi pendapatan US$9 juta hingga US$10 juta dari Krakatau Tirta Industri.