Ini Fokus Bisnis META Pasca Grup Salim Masuk
Melalui Metro Pacific, Grup Salim mengakuisisi META dari PT Matahari Kapital Indonesia senilai US$132 juta
Melalui Metro Pacific, Grup Salim mengakuisisi META dari PT Matahari Kapital Indonesia senilai US$132 juta
Bareksa.com – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mulai meracik ulang bisnisnya. Terutama setelah perseroan kedatangan mitra strategis dari Filipina yakni Metro Pacific Investment Corporation (MPIC), melalui pengambilalihan saham META dari PT Matahari Kapital Indonesia senilai US$132 juta (setara Rp1,78 triliun).
MPIC yang merupakan bagian dari First Pacific milik Grup Salim itu, masuk ke META melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI). MPTI sendiri merupakan perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki oleh Metro Pacific Tollways Corp (MPTC).
Lalu, apa rencana bisnis Nusantara Infrastructure setelah keberadaan Metro Pacific? Direktur Perseroan Danni Hasan menjelaskan, pihaknya akan fokus pada pengerjaan proyek jalan tol, air dan energi dan mengurangi eksposur pada bisnis pelabuhan dan telko.
Promo Terbaru di Bareksa
“Terutama jalan tol yang sudah beberapa tahun ini kami tinggalkan. Dengan adanya Metro Pacific, kami akan membangun jalan di Makasar, Jakarta, Jawa Timur,” tutur Danni di Jakarta, Rabu, 8 November 2017.
Danni menuturkan, saat ini pihaknya sedang dalam proses membangun semacam jalan layang yang akan menghubungkan bandara dan pusat bisnis di Makasar. Untuk proyek ini, Danni menyebut nilai investasinya mencapai hingga Rp2,5 triliun.
Di luar itu, Danni juga menyebut ada 3-4 proyek lainnya pada tahun depan. “Nilainya berkisar Rp9 triliun sampai Rp10 triliun. Proyeknya belum bisa kami sampaikan,” imbuh Danni.
Meski begitu, Danni menyebut, keberadaan Metro Pacific belum akan terasa pada kinerja perseroan pada tahun ini. Dia pun berharap, Metro Pacific bisa membantu pengembangan perseroan pada tahun depan karena pengalamannya dalam mengelola infrastruktur.
Hingga September 2017, pendapatan jalan tol Nusantara Infrastructure mencapai Rp296,15 miliar atau naik tipis 3,53 persen dari periode sama tahun lalu Rp286,05 miliar. Dari jumlah itu, ruas Pondok Ranji – Pondok Aren menyumbang terbesar yakni Rp149,89 miliar dari sebelumnya Rp143,67 miliar.
Tabel: Rincian Pendapatan META per 30 September 2017
Sumber: Laporan keuangan perseroan
Komitmen Metro Pacific
Manajemen Nusantara Infrastructure memang sangat menyambut kedatangan Metro Pacific melalui MPTI. Pasalnya Chief Executive Office Nusantara Infrastructure Ramdani Basri menyadari betul pentingnya partisipasi swasta dalam membangun infrastruktur.
Ramdani bahkan menyebut, dana bank dan keuangan di Indonesia jika digabung saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anggaran infrastruktur. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2015-2019, anggaran pembiayaan infrastruktur Indonesia diperkirakan mencapai Rp6.780 triliun.
“Infrastruktur itu butuh modal besar. Seluruh bank dan keuangan saja tidak cukup, maka harus menggandeng swasta agar tidak memberatkan APBN,” katanya.
Dengan adanya Metro Pacific, lanjut Ramdani, perseroan tidak hanya akan mendapat dukungan dari sisi keuangan saja, melainkan juga pengalaman dan kemampuan yang mumpuni.
MPIC adalah holding investasi dan infrastruktur asal Filipina yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 212,38 miliar Philippine Peso (PHP). Melalui MPTC, perusahaan ini menjadi pengembang dan operatol tol di sejumlah ruas tol Filipina seperti North Luzon Expressway 84 km, Subic Clark Tarlac Expressway 94 km, dan Cavite Expressway 14 km.
Saat ini, MPTC juga tengah membangun tiga ruas tol yakni Cavite Laguna Expressway 45 km, Cebu Cordova Link Expressway 8 km, dan NLEX SLEX Connetor Road 8 km.
Manajemen Metro Pacific menyampaikan, komitmen investasi pihaknya di Indonesia tak hanya jalan tol saja. Metro Pacific juga mencari peluang pengembangan investasi di sektor bandara dan pelabuhan yang pada ujungnya membantu Nusantara Infrastructure tumbuh dalam jangka panjang. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.