IFC : Reformasi Kebijakan Bisa Gaet Peluang Investasi 7 Sektor

Bareksa • 02 Nov 2017

an image
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek konstruksi gedung properti bertingkat di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Asia Timur dan Pasifik merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan permintaan global untuk teknologi iklim tepat guna

Bareksa.com – International Finance Corporation (IFC) yang juga merupakan anggota dari kelompok Bank Bunia baru saja mengeluarkan laporan bahwa kawasan Asia Timur dan Pasifik merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan permintaan global untuk teknologi iklim tepat guna.

Laporan tersebut mengacu pada peran utama China dalam penerapan jaringan listrik energi terbarukan dan Jepang sebagai investor terbesar kedua di dunia panel tenaga surya. Sampai pada tahun 2025, Kawasan Asia Timur telah membuka peluang investasi di bangunan hijau saja sebesar US$3 triliun. Hal tersebut juga diharapkan mampu menarik investasi triliunan dolar di bidang infrastruktur transportasi.

Laporan tersebut mengidentifikasi tujuh sektor industri, antara lain :

1. Investasi energi terbarukan bisa meningkat menjadi US$11 triliun secara kumulatif pada tahun 2040
2. Investasi pada penyimpanan energi surya di luar grid bisa mencapai US$23 miliar per tahun pada tahun 2025
3. Triliunan dolar investasi agribisnis bisa menjadi lebih "iklim-cerdas" jika pemerintah memastikan hak kepemilikan, infrastruktur transportasi yang baik, dan peraturan dan kebijakan fiskal
4. Secara kumulatif investasi di bangunan hijau dapat mencapai US$3,4 triliun pada tahun 2025 sebagai pasar utama yang sedang berkembang
5. Triliunan investasi dalam transportasi perkotaan yang berkelanjutan dapat dimobilisasi dalam dekade mendatang
6. Investasi dalam penyediaan air bersih dan sanitasi dapat melebihi US$13 triliun secara kumulatif pada tahun 2030
7. Investasi pengelolaan sampah perkotaan yang cerdas dengan iklim bisa mencapai US$2 triliun

Mengatasi perubahan iklim merupakan prioritas strategis bagi IFC. Sejak tahun 2005, IFC telah menginvestasikan US$18,3 miliar dana sendiri untuk pembiayaan jangka panjang untuk proyek dengan iklim yang cerdas dan memobilisasi tambahan US$11 miliar dari investor lain.

Laporan terakhir ini merupakan tindak lanjut dari laporan Peluang Investasi Iklim yang dikeluarkan oleh IFC tahun lalu, yang menemukan bahwa Kesepakatan Paris dapat menciptakan US$23 triliun peluang investasi untuk 21 negara emerging market. (hm)