Bareksa.com – Harga saham perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mengalami penguatan hingga 11 persen di level Rp1.815 hingga jeda sesi I perdagangan hari ini. Penguatan harga saham ini seiring dengan kinerja keuangan yang sesuai dengan perkiraan para analis.
Selain itu, terlihat total transaksi PGAS hingga pukul 14.00 WIB mencapai sebesar Rp350 miliar di saham ini. Broker pembeli terbesar yakni Credit Suisse Sekuritas Indonesia (CS) yang membeli 515 ribu lot dengan total transaksi mencapai Rp91,15 miliar atau 26 persen dari keseluhan transaksi PGAS. CS membeli saham PGAS dengan harga rata-rata Rp1.170 per saham.
Grafik : Pergerakan Intraday Saham PGAS
Sumber : Bareksa.com
Sebelumnya, perusahaan distributor gas tersebut pada hari ini merilis kinerja laporan keuangan untuk periode kuartal III di tahun ini. Perusahaan milik negara itu mencatat laba bersih US$101,66 juta sepanjang Januari-September 2017. Angka ini turun 58,57 persen dari US$245,37 juta yang merupakan laba bersih perseroan pada periode sama tahun 2016.
Menurunnya laba bersih salah satunya disebabkan oleh meningkatnya beberapa pos beban. Salah satunya beban pokok pendapatan. (Baca Juga : Per September 2017, Kinerja PGN Tertekan Beban-Beban Ini)
Menurut pantauan Bareksa, meski PGAS mencatatkan penurunan laba yang terbilang cukup signifikan, naiknya pendapatan yang sesuai ekspektasi konsensus turut mempengaruhi pandangan para pelaku pasar terhadap saham ini.
Berdasarkan data Yahoo Finance, para analis memproyeksikan akan adanya pertumbuhan pendapatan untuk periode kuartal III, sebelum akhirnya pendapatan PGAS di proyeksikan turun 10,7 persen di akhir tahun (yoy). Menurut laporan keuangan per September 2017, PGAS membukukan kenaikan pendapatan 0,41 persen menjadi US$2,16 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, dibandingkan US$2,15 miliar sebelumnya. (Baca Juga : Laba Bersih Anjlok, Harga Saham PGAS Turun di Level Terendah Sejak 2009)
(hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.