Bareksa.com - Harga saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) pada perdagangan senin 23 Oktober 2017 ditutup menguat tipis 1,78 persen di level Rp2.850 per saham. PTPP ditransaksikan sebanyak 1.987 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp77,07 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati posisi top buyer pada saham PTPP antara lain CIMB Sekuritas dengan nilai pembelian Rp23,99 miliar di harga rata-rata Rp2.843,27 per saham.
Kemudian Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp15,89 miliar per saham di harga rata-rata Rp2.845,84 per saham. Berikutnya Ciptadana Sekuritas (KI) dengan nilai pembelian Rp7,14 miliar di harga rata-rata Rp2.844,94 per saham. (Baca : IPO Saham, PP Presisi Bidik Hingga Rp2,3 Triliun)
Analisis Teknikal PTPP
Sumber : Bareksa.com
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal saham PTPP terlihat membentuk pola inverted head and shoulders yang merupakan salah satu pola reversal (pembalikan arah) yang ditandai dengan terbentuknya 3 bottom di mana posisi bottom yang ketiga lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bottom yang kedua. (Lihat : PTPP Siapkan Rp 25 Triliun untuk Investasi Tahun Depan)
Indikator simple moving average terlihat masih bergerak naik disertai posisi harga yang masih berada di antara garis periode 5 dan 10 hari tersebut menandakan PTPP memasuki uptrend jangka pendek.
Indikator volume juga menunjukkan posisi yang relatif stabil menggambarkan saham ini masih cukup banyak diminati. Indikator relative strength index (RSI) saat ini berada di level 63 dan terlihat masih bergerak positif menuju area overbought di level 80.
Pada perdagangan kemarin investor asing masih mengakumulasi saham ini dengan mencatatkan net buy Rp18,32 miliar.
Level support saham PTPP di Rp2.510 per saham dan level resisten di Rp3.120 per saham. (Baca : Hingga Agustus, Pendapatan PTPP Naik 18 persen, Kontrak Baru Meroket 40,5 persen)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.