Bareksa.com - Setelah melakukan pemecahan saham (stock split) untuk memperbesar likuiditas sahamnya pada Juli 2017, kali ini perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan kembali melakukan aksi korporasi berupa akuisisi, untuk menjadi pengendali di Star Energy.
Sebelumnya ramai diberitakan proses akuisisi ternyata harus tertahan lantaran BCPG Public Company Ltd telah membeli Star Energy terlebih dahulu sebesar 33,33 persen. Rencana akuisisi perusahaan pun tertunda, dikarenakan perseroan harus melakukan akuisisi sebesar 66,67 persen dengan perkiraan dana sebesar US$715,11 juta untuk bisa menjadi pengendali di Star Energy. Meski begitu, Agus Salim Pangestu selaku Direktur Utama Barito Pacific menargetkan untuk merampungkan akuisisi ini pada kuartal IV-2017 atau kuartal I-2018
Analisa Star Energy Investment Ltd
Menurut analisis Bareksa, Star Energy yang bergerak di bidang energi ini akan membuat BRPT mampu melakukan diversifikasi lini usaha, dengan diversifikasi ke sektor energi dan akan membuat Barito Pacific mampu bekerja sama dengan PLN untuk satu tahun ke depan seiring masih adanya kontrak PLN dengan Star Energy Geothermal hingga 2030 di Darajat dan 2040 di Gunung Salak mengacu pada laporan keuangan kuartal II PLN.
Grafik : Pertumbuhan Produksi Geothermal Star Energy
Sumber : Perusahaan
Dengan masuknya Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL) ke Barito Pacific dan melebur jadi satu, sumber pendapatan ke perseroan menjadi lebih beragam, setelah selama ini perusahaan hanya mengandalkan segmen petrokimia yang dijalankan oleh anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Grafik : Segmen Pendapatan BRPT (Q2-17)
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Sekedar informasi, sejak perusahaan melakukan stock split sejak 12 Juli 2017, saham BRPT telah menguat sebesar 34,2 persen dari Rp1.490 menjadi Rp2.000 hingga perdagangan hari ini pukul 10.25 WIB. (hm)