Bareksa.com - Harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pada perdagangan selasa 17 Oktober 2017 ditutup menguat 8 poin (2,03 persen) di level Rp 402 per saham. SRIL pun menempati posisi ke-4 saham dengan nilai transaksi terbesar yang mencapai Rp 368,9 miliar.
Besarnya nilai transaksi yang terjadi pada saham SRIL menandakan saham ini cukup menjadi sorotan pelaku pasar, karena sudah empat hari terakhir SRIL mencatatkan nilai transaksi di atas Rp 300 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang terpantau menjadi pembeli terbanyak saham Sritex antara lain Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) dengan nilai pembelian Rp74,5 miliar pada harga rata-rata Rp402,63 per saham.
Kemudian Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp 62,3 miliar pada harga rata-rata Rp399,69 per saham. Berikutnya CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) dengan nilai pembelian Rp45,8 miliar pada harga rata-rata Rp398,33 per saham. (Baca : IHSG Rekor Baru Lagi, Saham BUMI dan SRIL Jadi Paling Likuid)
Analisa Fundamental SRIL
Sumber : Bareksa.com
Berdasarkan analisis Bareksa, secara fundamental kinerja produsen tekstil ini hingga semester pertama 2017 berhasil membukukan laba $ 33,5 juta atau meningkat 25,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu $ 26,7 juta.
Peningkatan laba dikontribusi oleh penjualan perusahaan yang naik 8 persen. Selain itu, perusahaan mampu melakukan efisiensi yang tercermin pada menurunnya beban penjualan 4,28 persen. (Lihat : Meroket 6 Persen, Saham SRIL Rajai Transaksi Secara Nilai, Volume, dan Frekuensi)
Analisa Teknikal SRIL
Sumber : Bareksa.com
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan saham Sritex terlihat mulai memasuki uptrend jangka pendek. Hal itu didukung oleh posisi candle yang berada di atas garis simple moving average periode 5 dan 10 hari dan telah berhasil melewati level resisten di Rp 392 per saham.
Kenaikan saham Sritex dalam empat hari terakhir yang juga diikuti oleh peningkatan volume yang signifikan menandakan saham ini banyak diburu oleh pelaku pasar.
Selain itu, dalam periode tersebut asing telah tercatat melakukan net buy Rp 166,5 miliar. Posisi indikator relative strength index (RSI) saat ini berada di level 79 mendekati area overbought (jenuh beli) di level 80 per saham mengindikasikan penguatan saham ini mulai terbatas. Namun secara long term SRIL sedang berusaha menuju level resisten di Rp 496 per saham. (Baca : SRIL Melonjak 51 Persen Sepanjang 2017, Ini Analisa Kinerja dan Saham Sritex)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.