Bareksa.com - Dalam dua hari belakangan, harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) anjlok dan menjadi yang terbanyak dijual oleh investor asing di Bursa Efek Indonesia. Proyeksi kinerja keuangan kuartal ketiga menjadi salah satu sentimen yang menekan saham telekomunikasi ini.
Pada perdagangan kemarin, Rabu 11 Oktober 2017, saham TLKM tertekan aksi jual investor asing hingga dan ditutup turun 2,8 persen menjadi Rp 4.400 dibandingkan harga penutupan sebelumya Rp 4.530. Investor asing mencatat penjualan bersih (net sell) saham ini hingga Rp 619 miliar. (Baca Juga : Saham TLKM Rontok, Asing Jual Rp619 Miliar, Kenapa?)
Riset Deutsche Sekuritas (DB) yang dibagikan kepada nasabah per tanggal 6 Oktober 2017, memproyeksikan perlambatan pertumbuhan pendapatan di kuartal III 2017 yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Menurut riset itu, salah satu faktor perlambatan ini ialah adanya perpindahan puncak masa libur hari raya, dari tahun lalu di bulan Juli (mewakili kuartal III) menjadi bulan Juni (mewakili kuartal II) di tahun ini. Dengan hari raya bergeser menjadi di kuartal kedua, kinerja kuartal ketiga menjadi melambat. Padahal hari raya biasanya mendorong peningkatan pendapatan suara (voice) dari Telkomsel, anak usaha seluler dari Telkom.
DB memperkirakan penurunan hingga 6,4 persen di segmen voice revenue pada kuartal ketiga 2017 dibandingkan dengan kinerja pada periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Penurunan di segmen voice itu pun diperkirakan membuat pertumbuhan pendapatan Telkom melambat. Bahkan laba bersih diproyeksikan akan flat dibandingkan tahun lalu (yoy).
Adapun kinerja keuangan Telkom untuk kuartal ketiga akan resmi dipublikasikan pada akhir Oktober ini.
Tabel : Estimasi Kinerja Telkomsel di Kuartal III 2017 (Rp Miliar)
Selain itu, DB juga menekankan bahwa situasi yang terjadi saat ini ialah sedang terjadi perpindahan atau migrasi dari telepon dan SMS ke data (internet) sehingga meningkatkan penjualan kartu perdana (starter packages) atau SP yang diestimasikan terjual 500 juta SIM card setiap tahun di seluruh provider di Indonesia.
Hal ini tentu mengindikasikan adanya pelanggan baru di operator lain seperti Indosat dan XL Axiata yang cenderung menjual SP lebih murah, bahkan bisa mencapai Rp2.000 – Rp5.000 khusus untuk kartu perdana paket data dibanding yang ditawarkan Telkomsel. Hal ini juga menjelaskan, mengapa tingkat churn rate (berhenti berlangganan) di Indonesia sangat tinggi di semua provider. Sangat mungkin juga para pelanggan di Indonesia memiliki dua kartu dari operator berbeda (overlapping).
Grafik : Peta Pelanggan TLKM yang Juga Pelanggan ISAT & EXCL
Meskipun demikian, DB masih memberikan rekomendasi beli (buy) untuk saham TLKM dengan target harga Rp5.250. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.