Melemah Saat Perdagangan Perdana, Saham GMF AeroAsia Ditampung Broker Asing

Bareksa • 10 Oct 2017

an image
Suasana penawaran saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Services Tbk atau GMF di Jakarta, Senin (11/9)

Padahal, saham GMFI mengalami oversubscribed sebesar 2,6 kali

Bareksa.com - Saham PT Garuda Maintanance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) turun dalam pencatatan (listing) perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (10 Oktober 2017). Namun, saham anak usaha dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ternyata ditampung oleh broker asing.

Harga saham GMFI turun 3,5 persen ke Rp386 per lembar hingga pukul 10:05 WIB, dibandingkan harga pembukaan sekaligus harga penawaran perdana (initial public offering/IPO) Rp400. Telah terjadi transaksi senilai Rp18,6 miliar untuk 480.000 lot saham GMFI hingga saat ini.

Perusahaan perawatan pesawat ini melepas 2,82 miliar lembar saham baru dalam IPO atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.

Menariknya, dalam perdagangan perdana hari ini, broker asing menjadi pembeli terbesar saham GMFI yakni UBS Sekuritas Indonesia (AK) dengan 110.000 lot di harga rata-rata Rp386,63 dan belum menjual sama sekali. Pembelian saham GMFI oleh AK ini setara dengan 23 persen total transaksi hingga pagi ini.

(Baca juga: Roadshow ke Singapura, Saham GMF AeroAsia Diminati Investor Asing)

Grafik : Pergerakan Intraday Saham GMFI

Sumber : Bareksa.com

Dalam IPO ini, GMF meraup dana segar Rp 1,27 triliun. Berdasarkan rencana awal, GMF akan menggunakan 60 persen dana hasil IPO untuk pengembangan kapabilitas dan kapasitas. Kemudian, 25 persen dana untuk modal kerja. Sisanya, sebesar 15 persen akan digunakan GMF untuk melunasi sebagian utang. 

Perusahaan perawatan pesawat ini secara resmi mencatatkan sahamnya dengan melepas 2,82 miliar lembar saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Porsi saham yang ditawarkan kepada publik itu lebih kecil, dibandingkan rencana awal sebanyak-banyaknya sebesar 10,89 miliar lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru, atau setara dengan sebanyak-banyaknya sebesar 30 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran perdana.

Dengan pengurangan porsi yang ditawarkan ke publik itu dari 30 persen menjadi 10 persen dari modal, permintaan pun terlihat lebih banyak. Saham ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 2,6 kali.

Dalam IPO ini, berlaku sebagai penjamin emisi (joint lead underwriters) adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT BNI Sekuritas. (hm)