Empat Perusahaan Serius Jadi Investor Strategis GMF AeroAsia, Ini Target Dananya

Bareksa • 10 Oct 2017

an image
A worker cleans the exterior of a Garuda Indonesia Airbus A320 aircraft at Hangar 4 of PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia at Soekarno-Hatta airport in Jakarta, September 28, 2015. The new Hangar 4 of PT GMF Aero Asia has capability to maintain 16 narrow body aircraft in one time, according to local media. REUTERS/Beawiharta

GMF bakal melepas 20 persen saham dari modal disetor kepada investor strategis dengan harga minimal Rp 400

Bareksa.com - Sebanyak empat perusahaan internasional sudah menyatakan serius menjadi investor strategis PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI). Perseroan berpotensi memperoleh dana minimal sebesar Rp 2,5 triliun dari hasil penjualan saham kepada investor strategis. 

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia), Iwan Joeniarto, mengatakan sudah ada empat perusahaan yang mengirimkan surat tanda keseriusan menjadi investor strategis kepada perseroan. GMF bakal melepas 20 persen saham dari modal disetor ke investor strategis dengan harga minimal Rp 400. Porsi tersebut di luar jumlah yang ditawarkan kepada publik dalam (initial public offering/ IPO).

"Harga saham untuk investor strategis tidak boleh kurang dari harga yang dilepas ke publik," katanya di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. 

Dalam proses penawaran umum perdana saham (IPO), GMF AeroAsia melepas 2,82 miliar saham baru atau 10 persen dari modal disetor kepada publik dengan harga pelaksanaan Rp 400 per saham. Dalam aksi tersebut, GMF AeroAsia memperoleh dana segar Rp 1,27 triliun. Dengan penawaran kepada investor strategis dengan harga yang sama, maka potensi dana yang akan diraih Rp 2,5 triliun. (Baca : Garuda Maintenance Facility Tetapkan Harga IPO Rp 400 per Saham, Ini Analisanya)

Meski sudah ada empat perusahaan yang serius menyatakan minatnya, GMF AeroAsia masih menunggu penawaran dari sejumlah perusahaan lain yang ingin menjadi pemegang saham perseroan. Iwan menuturkan, perseroan memiliki batas waktu juga untuk menunggu calon investor strategis. 

Dia memproyeksikan transaksi penjualan saham kepada investor strategis akan tuntas maksimal akhir tahun ini. Apabila transaksi tersebut belum tuntas akhir tahun ini, GMF AeroAsia akan kehilangan momen dengan keluarnya pangsa pasar ke luar negeri.

Bidik Perusahaan Global

GMF AeroAsia membuka ruang bagi perusahaan global yang sudah memiliki brand image dan nama internasional untuk menjadi pemegang saham. Calon investor strategis perseroan tidak hanya dari perusahaan sejenis GMF di sektor MRO. "Investor strategis tidak boleh konflik bisnis dengan GMF," ujar Iwan.

Iwan menjelaskan perseroan memilih untuk melepas saham ke publik terlebih dahulu, dibandingkan dengan investor strategis. Sebab perseroan ingin mengetahui minat publik terhadap saham perseroan serta nilai pasar GMF AeroAsia. 

Sepanjang masa penawaran, saham GMF AeroAsia mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 2,6 kali. (Baca juga: Melemah Saat Perdagangan Perdana, Saham GMF AeroAsia Ditampung Broker Asing)

Perseroan akan menggunakan sebesar 60 persen dana dari hasil IPO saham untuk mendanai investasi dalam rangka ekspansi. Kemudian, sekitar 15 persen dana IPO saham akan digunakan untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang dan sisanya digunakan sebagai modal kerja.

Dari sisi ekspansi, Iwan mengatakan bahwa perseroan akan menambah kapasitas pelayanan perawatan pesawat di Indonesia dan luar negeri. Untuk luar negeri, GMF AeroAsia akan ekspansi dengan menggandeng perusahaan lokal. 

Jajaki Ekspansi ke Luar Negeri

Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) dengan sejumlah perusahaan di luar negeri, di antaranya Uni Emirat Arab (UEA) dan Australia. Kemudian, GMF AeroAsia sedang menjajaki kerjasama ekspansi di Korea Selatan dan Vietnam. 

"Kita kerjasama di luar negeri untuk memperluas pasar dan mendekatkan pelayanan perseroan ke luar negeri," kata Iwan. Perseroan juga segera melakukan peningkatan kapabilitas perusahaan dalam bidang airframe, component dan engine pesawat. 

GMF AeroAsia menargetkan pendapatan sebesar US$ 424 juta, meningkat 9 persen dari realisasi tahun lalu sebesar US$ 389 juta. Iwan menjelaskan setiap tahun perseroan mengalami pertumbuhan pendapatan 9-10 persen. (Lihat : Roadshow ke Singapura, Saham GMF AeroAsia Diminati Investor Asing)

"Pertumbuhan 9-10 persen setahun. Saya yakin karena sampai September masih on track," ujarnya. (hm)