Transaksi Saham RIMO Ramai di Pasar Nego, Lebih Rendah daripada Harga Reguler
Transaksi saham RIMO paling banyak terjadi pada 1 November 2017, dengan nilai mencapai Rp299,5 miliar.
Transaksi saham RIMO paling banyak terjadi pada 1 November 2017, dengan nilai mencapai Rp299,5 miliar.
Bareksa.com - Harga saham PT Rimo International Tbk (RIMO) turun tajam dalam seminggu terakhir sehingga dikenakan status penghentian sementara (suspend) oleh Bursa Efek Indonesia. Menariknya, sejak awal November saham emiten yang baru berganti lini bisnis menjadi properti ini ramai ditransaksikan melalui pasar negosiasi, dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar reguler.
Dalam sepekan, harga saham RIMO turun 60,3 persen menjadi Rp254 per 6 November dari sebelumnya Rp630. Jika ditelusuri, pada periode tersebut transaksi saham paling banyak terjadi pada 1 November 2017, dengan nilai transaksi mencapai Rp299,5 miliar.
Menurut pantauan Bareksa terhadap data perdagangan, pada tanggal tersebut, saham RIMO paling banyak diperjualbelikan di pasar negosiasi sebanyak 5,8 juta lot senilai Rp234,9 miliar atau setara 78,4 persen dari total transaksi hari itu. Adapun nilai transaksi yang dilakukan di pasar negosiasi tersebut setara 1 persen dari seluruh kapitalisasi saham yang mencapai Rp24,5 triliun pada 1 November 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Menariknya, di pasar negosiasi, saham RIMO diperdagangkan pada harga rata-rata Rp404,7 per saham. Nilai tersebut berada di bawah harga rata-rata di pasar reguler sebesar Rp610 per saham pada 1 November 2017.
Bila investor yang membeli RIMO seharga Rp404,7 per saham di pasar negosiasi pada tanggal 1 November tersebut masih memegang saham RIMO hingga saat ini, dipastikan mereka mengalami rugi modal (capital loss) Rp150,7 per saham. Pasalnya, harga penutupan terakhir di pasar reguler adalah Rp254 per saham.
Total rugi modal semua investor tersebut jika dikalikan jumlah volume transaksi pada 1 November 5,8 juta lot, maka menjadi Rp87,5 miliar.
Berdasarkan data broker summary, Valbury Asia Securities (CP) tercatat sebagai pembeli terbesar pertama yang memborong saham RIMO sebanyak 1 juta lot pada tanggal 1 November 2017. Broker tersebut membeli saham RIMO pada harga rata-rata Rp400, senilai Rp40,6 miliar.
Sementara itu, pada 1 November, broker NH Korindo Sekuritas (XA) juga membeli saham RIMO sebanyak 753 ribu lot senilai Rp28,8 miliar. Kemudian, Danpac Sekuritas (BQ) juga tercatat memborong saham RIMO sebanyak 500 ribu lot pada harga rata-rata Rp480, dengan nilai transaksi sebesar Rp24 miliar.
Adapun hari ini 7 November 2017, saham RIMO mengalami suspensi di pasar reguler dan tunai tetapi masih bisa diperdagangkan di pasar negosiasi. Telah terjadi transaksi senilai Rp13 miliar untuk 711 ribu lot saham RIMO pada harga rata-rata Rp189,9 per saham.
Grafik: Harga Saham RIMO Selama 1 Tahun Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Seperti ditulis dalam artikel sebelumnya, Benny Tjokrosaputro, pemegang saham pengendali emiten tersebut, telah menjual separuh dari kepemilikannya di RIMO dalam waktu tujuh bulan terakhir.
Jika diakumulasikan, berarti sejak April hingga Awal November Benny telah melepas 12,8 miliar lembar saham atau setara 128 juta lembar saham RIMO. Dengan asumsi harga saham rata-rata sejak 7 April-1 November 2017 sebesar Rp297,15 per saham, Benny berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp3,85 triliun.
Tidak hanya sampai di situ, data per 2 November pun menunjukkan kepemilikan Benny di RIMO kembali berkurang hingga hanya sebesar 36,41 persen dari total saham beredar. Angka tersebut jauh merosot dari kepemilikan Benny pada akhir Maret sebesar 76,47 persen. (Baca juga: Kurangi Porsi Kepemilikan RIMO, Benny Tjokrosaputro Kantongi Rp3,85 Triliun)
Grafik: Porsi Kepemilikan Benny Tjokro di RIMO per Bulan
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa, diolah Bareksa.com
Berkaitan dengan penurunan harga saham RIMO hingga mencapai batas persentase terbesar harian yang diperbolehkan, Benny menilai hal itu bukan sesuatu yang luar biasa. “Normal saja. Banyak investor jual, ya turun,” kata Benny kepada Bareksa.
Bahkan, Benny pun mengaku tidak ikut-ikutan melepas kepemilikannya di saham RIMO. Dia juga menuturkan, dirinya tidak memiliki rencana menambah atau mengurangi saham RIMO saat harganya dalam kondisi seperti saat ini. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.