Bagaimana Kinerja Keuangan PLN? Ini Analisa Menggunakan Altman Z-Score

Bareksa • 28 Sep 2017

an image
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (kiri) bersama Direktur Utama PLN Sofyan Basir (kanan) meninjau Pusat Pengatur Beban (P2B) Listrik Jawa-Bali di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Sebelumnya, Sri Mulyani surati Jonan dan Rini soal potensi gagal bayar utang PLN

Bareksa.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengirimkan surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno soal adanya risiko gagal bayar utang PT PLN (Persero).

Dalam surat nomor S-781/MK.08/2017 yang diteken Sri Mulyani pada (19/9), dijelaskan mengenai perkembangan risiko keuangan negara atas penugasan infrastruktur ketenagalistrikan. Ada lima poin yang disampaikan Sri Mulyani. Surat tersebut bocor dan beredar luas sejak kemarin. (Baca : Tanggapi Surat Sri Mulyani, Ini Sejumlah Strategi yang Disiapkan PLN)

Menilik Kinerja Keuangan PLN Dengan Metode Altman Z-Score

Dalam berbagai studi akademik, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat kontrol terukur terhadap status keuangan suatu perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Dengan kata lain, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat untuk menilai financial distress suatu perusahaan. (Lihat : Rencana DMO Batu Bara PLN, Ini Analisa Dampak Biaya Listrik ke Inflasi)

Beberapa Data Laporan Keuangan PLN per Kuartal II 2017

Sumber : Laporan Keuangan perseroan, diolah Bareksa

Bareksa mencoba menganalisis menggunakan metode tersebut dan mendapat 5 variabel X. Masing-masing variabel tersebut berasal  dari :

X1 = (Total Aset Lancar – Total Utang Lancar) / Total Aset = -0,011
X2 = Laba Ditahan / Total Aset = 0,055
X3 = (Laba Sebelum Pajak + Beban Bunga) / Total Aset = 0,01
X4 = Total Ekuitas / Total Utang = 2,096
X5 = Penjualan Bersih / Total Aset = 0,091

Dalam hal ini, Bareksa memberikan bobot yang berbeda-beda terhadap semua variabel sesuai standar yang berlaku dalam metode Z-Score ini, dengan bobot sebagai berikut :

X1 = 1.2, X2 = 1.4, X4 = 0.6, X5 = 1, dan X3 = 3,3. Maka akan diperoleh persamaan seperti gambar di bawah ini, sekaligus mengkonfirmasi bahwa nilai akhir dari Altman Z-score PLN ialah sebesar 1,446.

Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat. Selanjutnya skor 1,81 -sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area. Sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan. (Baca : Investor Respons Negatif Efek Pengaturan Harga Batu Bara ke PLN?)

***

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan akan segera membalas surat yang dikirimkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Poin yang ingin disampaikan bahwa keuangan PLN sehat.

Sofyan menyatakan posisi arus kas perseroan Rp 63 triliun. Jumlah utang PLN Rp 296 triliun dan dalam 3 tahun terakhir utang PLN hanya bertambah Rp 58 triliun. Sementara omzet PLN sekitar Rp 300 triliun dan aset Rp 1.300 triliun.

"Ekuitas kita Rp 890 triliun. Sekarang kita bisa melakukan pinjaman Rp 2.000 triliun kalau mau. Saya kaget kok panik gara-gara surat itu. Jadi tidak ada apa-apa sama sekali. Posisi cash kami kuat. Kami tidak pernah gagal bayar," ungkap Sofyan. (Lihat : Keuangan PLN Terancam, 4 Bank dan 5 Emiten Tambang dan Gas Ini akan Terdampak)