Sepekan Terakhir Anjlok, Saham Waskita Beton Tergolong Murah. Saatnya Beli WSBP?

Bareksa • 15 Sep 2017

an image
Pekerja menyelesaikan pembuatan bahan konstruksi beton tiang pancang (spun pile) di Pabrik Waskita Beton Precast, Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Manajemen WSBP membantah rencana pembatasan penjualan beton precast anak usaha BUMN

Bareksa.com – Pergerakan saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengalami tekanan dalam sepekan terakhir.

Setelah melemah cukup dalam pada perdagangan Rabu, 13 September akibat sentimen negatif dari induk usahanya (WSKT) soal tertundanya rencana divestasi ruas tol anak usahanya PT Waskita Toll Road, WSBP kembali mengalami pelemahan lanjutan pada perdagangan Kamis, 14 September 2017.

Pelemahan pada Kamis setelah muncul isu mengenai pembatasan penjualan precast beton anak usaha BUMN. Dalam rumor yang beredar itu, disebutkan pemerintah berencana untuk membatasi penjualan beton precast anak usaha BUMN ke induk usahanya maksimal sebesar 50 persen, dikarenakan pemerintah ingin meningkatkan peran sektor swasta di bidang tersebut.

Kabar tersebut tentu membuat para pelaku pasar khawatir mengingat porsi penjualan WSBP ke WSKT cukup besar, bahkan hingga 80 – 90 persen dari total penjualan. (Baca juga : Saham WSBP Sentuh Level Terendah sejak IPO, Dampak Batalnya Divestasi WSKT?)

Bantah Rumor Pembatasan Penjualan

Namun manajemen WSBP membantah rumor tersebut. Mereka menyebutkan bahwa sampai saat ini tidak ada pembatasan mengenai penjualan beton precast. Mengutip dari CNN Indonesia, “Sejauh ini tidak ada larangan atau pembatasan” Ucap Sekretaris Perusahaan Waskita Beton, Ratna Ningrum kepada CNN, 14 September 2017.

Ia mengatakan, induk usaha akan menyerap produksi Waskita Beton sebesar 85 persen, sedangkan sisanya akan diserap oleh non BUMN. "(Sisanya) pasar eksternal, non grup dan swasta," kata Ratna.

Namun bila hal itu terjadi, maka Waskita Beton perlu mengatur ulang penjualan dari produknya. Faktanya sampai saat ini, Ratna mengaku belum ada imbauan dari pemerintah terkait pembatasan penjualan tersebut. (Lihat juga : Tiga Saham Anak Usaha BUMN ini Kompak Longsor, Satu Saham Naik Sepanjang 2017)

Kinerja Keuangan WSBP
 
Sumber : perseroan.

Tambahan informasi, hingga akhir 2017 perusahaan menargetkan pendapatan Rp 7,7 triliun dan laba bersih Rp 1,1 triliun.

Sementara, capaian per kuartal II 2017 perusahaan telah meraih pendapatan Rp 2,66 triliun atau melonjak 119 persen dibandingkan kuartal I 2017. Kemudian laba tahun berjalan Rp 436,45 miliar atau meningkat 122 persen dibandingkan kuartal I 2017.

Melihat capaian kinerja tersebut mengindikasikan bahwa WSBP optimistis mampu menghasilkan pertumbuhan yang tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Terlebih induk usahanya yakni WSKT masih mendapatkan banyak proyek pembangunan infrastruktur pemerintah. (Baca : WSKT Sentuh Level Terendah di 2017, Waktunya Beli Saham Waskita Karya?)

Harga Saham Tergolong Murah

Sehingga penurunan haga saham yang terjadi bisa dijadikan kesempatan untuk mulai mengakumulasi saham ini, karena harganya saat ini juga sudah tergolong cukup murah.

Saat ini, WSBP diperdagangkan dengan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (P/E) 11,9x serta rasio harga saham terhadap nilai buku (P/BV) 1,3x. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kompetitornya yaitu WTON yang diperdagangkan pada rasio P/E 17,5x dan P/BV 1,9x. (Lihat : Saham WSKT Longsor 11,27 Persen, Ini Analisis Kinerja Waskita Karya)