Jumlah Kartu Kredit Turun, Namun Nilai Transaksi Tetap Naik. Apa Penyebabnya?
Berkurangnya jumlah kartu kredit yang beredar disebabkan ada beberapa bank yang sedang membersihkan portofolionya
Berkurangnya jumlah kartu kredit yang beredar disebabkan ada beberapa bank yang sedang membersihkan portofolionya
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi kartu kredit pada periode Januari hingga Juli 2017 sebesar Rp 171,15 triliun. Nilai tersebut meningkat 6,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 161,25 triliun.
Dari data Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang dirilis BI, peningkatan nilai transaksi kartu kredit juga sebanding dengan peningkatan volume transaksi. Pada periode tujuh bulan pertama pada tahun 2017, volume transaksi kartu kredit mencapai 189,39 juta transaksi, meningkat dibandingkan periode Januari-Juli tahun 2016 yang mencapai 173,65 juta transaksi.
Kendati mengalami peningkatan transaksi, namun jumlah kartu kredit yang beredar pada Juli 2017 menurun apabila dibandingkan Juli 2016. Tercatat, kartu kredit yang beredar mencapai 16,88 juta kartu, menurun dibandingkan Juli 2016 yang mencapai 16,99 juta kartu.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, apabila dibandingkan dengan transaksi kartu ATM dan debet, transaksi kartu kredit masih kalah jauh. Pada periode Januari-Juli 2017, nilai transaksi kartu ATM dan debet mencapai Rp 3.526,47 triliun dengan 3,22 miliar transaksi. Angka tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan periode Januari-Juli 2016 yang mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 3.185,05 triliun dengan 2,95 miliar transaksi.
Dari segi jumlah kartu beredar pun jauh lebih besar dari kartu kredit. BI mencatat, sekitar 143,12 juta kartu ATM dan debet yang beredar hingga Juli 2017, meningkat dibandingkan periode Juli 2016 yang mencapai 119,64 juta kartu.
Bank Mulai Bersih-bersih
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta menjelaskan, berkurangnya jumlah kartu kredit yang beredar disebabkan ada beberapa bank yang sedang membersihkan portofolionya. Kendati demikian, pengurangan jumlah kartu ini tidak berdampak pada nilai transaksi kartu kredit. “Pembersihan portofolio lebih mengarah kepada kartu-kartu yang tidak aktif,” ujar dia di Jakarta, Selasa, 5 September 2017.
Lebih lanjut, dia berpendapat, pembatasan suku bunga kartu kredit yang berlaku pada Juni 2017 lalu juga tidak berpengaruh banyak terhadap bisnis kartu kredit. Sebab regulasi tersebut lebih bertujuan untuk memudahkan pemegang kartu agar lebih ringan membayar cicilan.
Direktur Retail Banking PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Tardi, menjelaskan pihaknya mengandalkan pertumbuhan di bisnis kartu kredit untuk menunjang pembiayaan di sektor konsumer. Hingga Juni 2017, transaksi kartu kredit bertumbuh 9,6 persen menjadi Rp 9,6 triliun.
"Seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kami tentu ingin menjadikan segmen konsumer ini sebagai sumber pertumbuhan perseroan. Untuk tahun ini, kami sendiri berharap bisa mengakselerasi pertumbuhan kredit konsumer hingga di atas 20 persen hingga akhir tahun nanti," kata dia
Salah satu strategi Bank Mandiri untuk meningkatkan segmen konsumer adalah dengan berkolaborasi bersama anak usaha, termasuk lebih dari 2.600 kantor cabang dan sekitar 3.000 jaringan mikro di seluruh Indonesia. Khusus untuk kartu kredit, dia ingin mendorong masyarakat agar mengubah pola pikir tentang kartu kredit dari alat utang menjadi alat intermediasi yang bisa memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
“Untuk itu, kami terus mendorong peningkatan pemanfaatan kartu kredit melalui keterlibatan pada program promo wisata, seperti program travel fair yang diselenggarakan oleh agen perjalanan, perusahaan BUMN ataupun merchanttravel online,”papar dia.
Jumlah Nasabah Tetap Naik
Lebih lanjut, Dessy Masri, Cards and Payment Head PT. Bank UOB Indonesia mengatakan, jumlah nasabah baru kartu kredit UOB Lady’s Card naik sebesar 128 persen pada periode Januari hingga Juli 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Saat ini, 50 persen dari jumlah nasabah baru kartu kredit UOB Indonesia berasal dari UOB Lady’s Card.
Untuk mengapresiasi para pemegang kartu kredit UOB Lady’s Card, perseroan mengadakan acara UOB Play Day yang bekerjasama dengan Kidzania. Dalam acara tersebut, selain mengundang anak-anak dari nasabah, UOB Indonesia juga mengundang 50 anak dari Yayasan Sahabat Anak untuk berbagi keceriaan Hari Kemerdekaan di Kidzania. UOB Indonesia telah bermitra dengan Yayasan Sahabat Anak sejak tahun 2014 untuk mendukung kesejahteraan anak-anak jalanan Jakarta serta berbagai inisiatif pendidikan mereka.
Direktur PT. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Lani Darmawan, mengungkapkan sampai saat ini, transaksi kartu kredit Bank CIMB Niaga bertumbuh di kisaran 10 persen. Pertumbuhan transaksi tersebut sangat tergantung season. "Apabila musim liburan, biasanya transaksi lebih tinggi,"terang dia.
Mengenai pembatasan suku bunga, Lani juga tidak melihat pengaruh yang signifikan. Transaksi kartu kredit, menurut dia masih seperti biasa, belum ada lonjakan yang berarti karena penurunan suku bunga. "Mungkin perlu waktu," ungkap dia.
Sampai saat ini, terdapat 24 penerbit kartu kredit, baik dari bank maupun non bank. Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk (MAYA) Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mendapatkan izin menjadi penerbit kartu kredit.
"Mudah-mudahan sebentar lagi izinnya keluar, sekarang prosesnya sudah di BI," kata dia.(K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.