Induk Usaha 7-Eleven Jual Gedung Rp 100 Miliar untuk Bayar Utang

Bareksa • 04 Sep 2017

an image
Salah satu gerai 7-Eleven - (Company)

Perseroan menjual aset berupa sebidang tanah seluas 20.300 meter persegi di Surabaya

Bareksa.com – PT Modern Internasional Tbk (MDRN), induk usaha pengelola gerai 7-eleven, menjual aset gedungnya senilai Rp 100 miliar untuk membayar utang. Modern Internasional melalui anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia, telah memutuskan untuk menutup semua gerai 7-eleven-nya tahun ini.

Direktur Utama Modern Internasional, Sungkono Honoris, mengungkapkan bahwa perseroan menjual aset berupa sebidang tanah seluas 20.300 meter persegi di Surabaya, Jawa Timur.

“Perseroan menjual tanah berikut dengan bangunan yang berdiri di atasnya,” jelas dia dalam keterangan resmi, Senin, 4 September 2017. (Lihat juga : 7-Eleven Tutup, Ini Analisis Perbandingan Penjualan dan Beban MDRN)

Tanah dan gedung yang dijual perseroan terletak di Jalan Rungkut Industri Raya, Surabaya. Modern Internasional bakal menjual tanah dan bangunan tersebut kepada PT Golden Tulip Pratama, perusahaan yang berbasis di Surabaya.Perusahaan tersebut tidak terafiliasi dengan Modern Internasional.

Sebenarnya tanah dan gedung milik perseroan tersebut sedang dijaminkan pada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Aset tersebut dijaminkan untuk memperoleh utang senilai Rp 55,2 miliar.

Sungkono menuturkan, perseroan telah memperoleh persetujuan dari Bank CIMB Niaga untuk menjual tanah dan bangunan tersebut. Modern bakal menjual tanah dan bangunan senilai Rp 100 miliar. (Baca juga : 7-Eleven Tutup, BEI : MDRN Berfokus Menjual Alat Kesehatan dan Mesin Fotokopi)

Dasar pertimbangan perseroan untuk menjual tanah dan bangunan tersebut adalah untuk membayar kewajban utang bank.

Dengan dijualnya tanah dan bangunan itu, maka kewajian utang perseroan terhadap bank akan semakin berkurang, sehingga kewajiban bunga yang harus dibayarkan turut berkurang.

“Dengan demikian perseroan dapat mengalihkan penggunaan arus kas yang ada untuk menyelesaian kewajiban lainnya dan pengembangan lini-lini bisnis yang masih potensial,” terang Sungkono. (Berita terkait : Jatuh Tempo September 2017, Ini Data Pertumbuhan Beban Keuangan Induk 7-Eleven)