Bareksa.com – Kerjasama integrasi nomor IMEI (International Mobile Station Equipment) yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian menjadi sentimen positif perusahaan ritel ponsel di Indonesia, salah satunya PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Saham ERAA pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia diperdagangkan di level Rp 660 per saham.
Kementerian Perindustrian telah menandatangani perjanjian dengan Qualcomm Inc, perusahaan prosesor global asal Amerika Serikat. Dalam kerjasama tersebut, Qualcomm Inc akan mengintegrasikan nomor IMEI di perangkat ponsel ke data Kementerian Perindustrian yang bisa dianalisis untuk mengindentifikasi produk ponsel ilegal. Dengan ini maka Kemenperin dapat memberantas ponsel ilegal.
Masalah ponsel ilegal menjadi hambatan perkembangan distributor ponsel di Indonesia. Dampak yang signifikan pada ERAA terjadi di 2013. Kala itu, ponsel ilegal khususnya yang berbasis smartphone seperti Blackberry sangat masif beredar di pasaran akibat banjirnya permintaan ponsel Blackberry. Alhasil, sepanjang semester I 2013, laba Erajaya tersungkur 38,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 129,8 miliar.
Harga saham ERAA pun anjlok menjadi Rp 1.020 per saham pada akhir Agustus 2013. Padahal bulan Mei 2013, harga saham ERAA masih bertengger di Rp 3.425 per saham.
Grafik: Pergerakan Harga Saham ERAA
Sumber: Bareksa.com
Seriusnya langkah pemerintah memberantas ponsel ilegal tentu menjadi harapan bagi para distributor ponsel. Sebab penjualan ponsel ilegal berkontribusi sekitar 20-30 persen penjualan industri atau sekitar 14-21 juta unit per tahun.
Meski begitu, Kemenperin tetap masih perlu berkoordinasi dengan beberapa pihak agar tujuan ini bisa diimplementasikan.
Dihubungi oleh Bareksa, Noor Izza, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), masih belum bisa memberikan penjelasan terkait progres kerjasama antara Kemenperin dan Kominfo untuk membantu koordinasi dengan operator telekomunikasi.
Sebelumnya Kemenperin menjelaskan nomor IMEI yang telah berhasil diidentifikasi sebagai ponsel ilegal diharapkan akan dapat diblok oleh operator telekomunikasi sehingga nomor tersebut tidak bisa digunakan.
Grafik : Pergerakan Intraday ERAA
Sumber : Bareksa.com
Menanggapi sentimen tersebut, Director of Marketing and Communication Erajaya Group, Djatmiko Wardoyo mengatakan secara otomatis, jika barang ilegal berkurang dan pasar yang tetap, maka secara penjualan kami pasti meningkat. Meski demikian, Ia mengatakan bahwa potensi pendapatannya akan sangat variatif sehingga belum bisa menentukan berapa tambahan pendapatan yang akan diperolehnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh International Telecommunication Union (ITU) dan Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa (EUIPO) per Tahun 2015, keberadaan ponsel ilegal yang ada di Indonesia menyebabkan produsen dan distributor ponsel di Indonesia kehilangan 20,5 persen pendapatannya
Kini saham ERAA di respon positif oleh para pelaku pasar. Hal tersebut tergambarkan dalam perdagangan saham ERAA pada hari ini yang menguat hingga 9 persen ke level Rp 720 per saham.