Bareksa.com – Dalam dua hari terakhir ini harga saham PT PP Properti (PPRO) naik 11,8 persen menjadi Rp 226 dari sebelumnya menyentuh level terendah sepanjang tahun ini di harga Rp 202 pada 8 Agustus 2017.
Apakah harga saham PPRO telah murah?
Berdasarkan analisis Bareksa, turunnya harga saham PPRO tidak membuat harga saham anak usaha PT PP Tbk (PTPP) tersebut menjadi murah. Saat menyentuh level terendah pada dua hari lalu, ternyata secara valuasi harga saham tersebut tetap berada di atas rata-rata sektoral.
Jika menggunakan metode Price to Earning Ratio (PER) yang membandingkan harga terhadap laba per saham, maka harga saham PPRO terlihat sangat premium. Semakin tinggi nilai PER, maka harga saham emiten tersebut semakin mahal terhadap kinerja labanya, begitupun sebaliknya.
Grafik: Price to Earning Ratio (PER) Sejumlah Emiten Properti
Sumber: Data diolah Bareksa
Jika dilihat pada saat menyentuh level terendah sepanjang tahun ini, Rp 202 per saham, PER saham PPRO sebesar 35,6 kali. Angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan tiga emiten properti lainnya yang memiliki rata-rata PER 12,11 kali. Emiten yang dipantau tersebut merupakan emiten properti yang banyak memperoleh pendapatan dari pembangunan apartemen, yakni PT Intiland Development Tbk (DILD) sebesar 12,36 kali, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebesar 4,91 kali dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) sebesar 4,73 kali.
Dari sisi kinerja, saham yang melantai di Bursa Efek Indonesia atau initial public offering (IPO) pada 19 Mei 2015 itu memiliki laba sebesar Rp 160,6 miliar pada kuartal II 2017 atau naik 2,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba Rp 157 miliar.
Angka pertumbuhan laba semester ini jauh lebih kecil dari periode sebelumnya yang berhasil naik 10,5 persen.
Adapun pendapatan perusahaan naik 7,8 persen menjadi Rp 1,05 triliun dari sebelumnya Rp 973 miliar.
Grafik: Pergerakan Harga Laba Dan Pendapatan Perusahaan
Sumber: Bareksa.com