BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Pasca BI Rate Turun, Ini Strategi OJK Turunkan Suku Bunga Kredit Perbankan

11 September 2017
Tags:
Pasca BI Rate Turun, Ini Strategi OJK Turunkan Suku Bunga Kredit Perbankan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso memberikan keterangan kepada wartawan hasil rapat perdana DK OJK periode 2017-2022 di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pertumbuhan kredit tahun ini diperkirakan sekitar 11 persen, lebih rendah dari target awal yang 13 persen.

Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk terus menurunkan suku bunga kredit. Hal ini dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan kredit.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menjelaskan pertumbuhan kredit hingga Juli 2017 masih meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun apabila dibandingkan periode Desember 2016, pertumbuhan kredit masih mengalami perlambatan.

Secara total, pada tahun ini, dia menilai, pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 11 persen. Angka itu lebih rendah dari target awal yang sebesar 13 persen. Hal ini seiring dengan meningkatnya penghapusan kredit oleh bank akibat meningkatnya kredit bermasalah.

Promo Terbaru di Bareksa

Untuk menggenjot pertumbuhan kredit yang melambat tersebut, OJK berencana mendorong penurunan suku bunga kredit. Apalagi, BI baru saja menurunkan suku bunga acuan (BI 7 Days Reverse Rate).

"Pasca BI menurunkan suku bunga acuan, suku bunga simpanan harian langsung turun, namun memang untuk suku bunga deposito tidak bisa langsug turun, karena harus menunggu jatuh tempo. Namun kami harapkan penurunan suku bunga deposito berlangsung cepat sehingga suku bunga deposito juga bisa turun," jelas dia di Jakarta akhir pekan lalu.

Monitoring Suku Bunga Kredit

Masih dalam dorongan penurunan suku bunga kredit, OJK juga akan melakukan monitoring suku bunga dasar kredit (SBDK). Dalam proses monitoring tersebut, OJK mengharuskan bank untuk melakukan transparansi SBDK berdasarkan struktur suku bunga.

"Kalau ada transparansi, nanti baru terlihat biaya overheatednya berapa, premi risiko, profit marginnya berada sehingga bisa terlihat komponen lending rate mana yang harus diturunkan," terang Wimboh.

Dengan adanya monitoring SBDK tersebut, penurunan suku bunga kredit bisa berlangsung lebih cepat. Selanjutnya, dengan suku bunga kredit yang kompetitif tersebut bisa mendorong pertumbuhan kredit.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua