Inflasi Juli 0,22 Persen, Daya Beli Diklaim Membaik Meski Ada Tahun Ajaran Baru

Bareksa • 01 Aug 2017

an image
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 4 Juli 2017. BPS mengumumkan bahwa tingkat inflasi pada Juli 2017 mencapai 0,22 persen. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Inflasi Bulan Juli disebabkan oleh adanya kenaikan harga bahan makanan jadi dan biaya pendidikan

Bareksa.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen yang dimana disebabkan adanya kenaikan harga bahan makanan jadi dan biaya pendidikan.

Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli 2017 tercatat mencapai 2,6 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,88 persen. Dari kelompok pengeluaran, inflasi terbesar pada Juli 2017 terjadi di kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu 0,62 persen, karena adanya tahun ajaran baru.

Inflasi lainnya dipengaruhi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,57 persen, karena ada kenaikan harga komoditas seperti mie, nasi dengan lauk, kopi manis dan rokok kretek filter.

Gambar : Kelompok Pengeluaran yang Berkontribusi Terhadap Inflasi

Sumber : BPS

Kelompok bahan makanan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,21 persen karena beberapa komoditas masih mengalami kenaikan harga seperti ikan segar, telur ayam ras, tomat sayur, bawang merah, kacang panjang dan jeruk.

Badan Pusat Statistik (BPS) meyakini daya beli orang Indonesia secara umum masih cukup bagus. Meskipun data secara utuh baru akan diketahui setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 beberapa hari lagi. Menurut BPS masyarakat memiliki kemampuan belanja yang lebih besar ketika harga barang bisa cukup rendah. Apalagi pendapatan yang terus meningkat.