Bareksa.com – Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Selasa, 1 Agustus 2017 mengumumkan bahwa tingkat inflasi mencapai 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,00 pada Juli 2017. Sedangkan secara tahun kalender atau year to date (ytd) mengalami inflasi sebesar 2,6 persen dengan inflasi secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai sebesar 3,88 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, dari 82 kota IHK, sebanyak 59 kota mengalami inflasi dan sebanyak 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,44 persen dengan IHK sebesar 134,83 dan terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,01 persen dengan IHK 127,99.
"Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,50 persen dengan IHK sebesar 133,53 dan terendah terjadi di Metro dan Probolinggo masing-masing sebesar 0,07 persen dengan IHK masing-masing sebesar 136,49 dan 126,1," kata Suhariyanto, di Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,57 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,06 persen.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh kelompok sandang sebesar 0,06 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,62 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen.
"Komponen inti pada Juli 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juli) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,86 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) sebesar 3,05 persen," ungkapnya.
Indeks Harga Perdagangan Besar Menurun
Di sisi lain, pada Juli 2017 Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen turun sebesar 0,23 persen terhadap bulan sebelumnya. Penurunan IHPB tertinggi terjadi pada Kelompok Barang Ekspor Nonmigas sebesar 1,76 persen.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Juli 2017 naik sebesar 0,1 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga komoditas tanah urug sebesar 0,5 persen, batu hias dan bangunan 0,5 persen, besi beton 0,44 persen, kaca lembaran 0,29 persen, serta pipa dan assesoriesnya 0,28 persen.
"IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada Juni 2017 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, 0,11 persen, dan 0,06 persen terhadap bulan sebelumnya," tuturnya.
Nilai Tukar Petani Naik
Sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juli 2017 mencapai sebesar 100,65 atau naik 0,12 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,26 persen lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,14 persen.
Pada Juli 2017, NTP Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan tertinggi (0,89 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami penurunan terbesar (1,40 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
Pada Juli 2017 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,15 persen disebabkan oleh naiknya seluruh kelompok penyusun indeks konsumsi rumah tangga. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Juli 2017 sebesar 109,75 atau naik 0,15 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Jumlah Wisman Pada Juni 2017 Naik
Sementara itu, untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Juni 2017 naik 31,61 persen dibanding jumlah kunjungan pada Juni 2016, yaitu dari 857,65 ribu kunjungan menjadi 1,13 juta kunjungan. Sedangkan jika dibandingkan dengan Mei 2017, jumlah kunjungan wisman pada Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 1,86 persen.
"Selama Semester I (Januari–Juni) 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6,48 juta kunjungan atau naik 22,42 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 5,29 juta kunjungan," pungkasnya. (K03)