Bareksa.com – PT PP Presisi yang semula bernama PT PP Peralatan, mulai mematangkan rencana pelepasan perdana saham ke publik melalui mekanisme initial public offering (IPO). Kini, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini tengah mengadakan tender pengadaan jasa lembaga atau profesi penunjang pasar modal.
“Diharapkan selesai pada pekan ketiga Juli ini,” tulis Direktur Utama PTPP Tumiyana dalam keterangannya, Senin, 17 Juli 2017.
Jika rencana tersebut terealisasi, Tumiyana menyatakan proses pernyataan pendaftaran IPO ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat segera dilakukan. Dengan begitu, PP Presisi akan mencatatkan sahamnya di BEI pada Oktober 2017.
Sebagai informasi, PP Presisi bergerak di bidang pekerjaan sipil atau civil work, ready mix, formwork, foundation, erector, dan rental.
Selain PP Presisi, PTPP juga menyiapkan dua anak usaha lainnya yakni PT PP Urban dan PT PP Energi untuk IPO. “IPO PP Urban dan PP Energi dapat dilakukan pada kuartal IV 2017,” tambah Tumiyana.
Rencana melepas saham anak usaha ke publik menjadi bagian dari strategi PTPP untuk meningkatkan kinerjanya. Apalagi, hingga Semester I 2017, perseroan telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 20,2 triliun atau melonjak 43 persen ketimbang pencapaian pada periode sama tahun lalu Rp 14,1 triilun.
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp 20,2 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru perseroan sebesar Rp 17,8 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp 2,4 triliun. Catatan itu setara dengan 49,7 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan perseroan sepanjang 2017 yang sebesar Rp 40,6 triliun.
“Komposisi kepemilikan (owner) perolehan kontrak baru perseroan sampai Juni 2017 berasal dari BUMN sebesar 62,5 persen, swasta 26,3 persen dan pemerintah 11,2 persen,” imbuh Tumiyana.
Perseroan memproyeksikan pada Semester I 2017 dapat meraih pendapatan usaha sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 27 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2016 yang sebesar Rp 6,4 triliun. Dengan perkiraan pendapatan usaha itu, perseroan memprediksi dapat meraup laba bersih sebesar Rp 625 miliar di semester I tahun ini atau tumbuh 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 410 miliar.
Harga Saham
Catatan kinerja yang cukup baik, tak menjamin mendorong kinerja harga saham ikut baik. Inilah yang saat ini tengah dirasakan PTPP. Secara year to date hingga 14 Juli 2017, harga saham PTPP justru anjlok 18,11 persen dari posisi Rp 3.810 pada akhir 2016 menjadi Rp 3.120 pada 14 Juli 2017. Bahkan dalam periode perdagangan 5-14 Juli 2017, saham PTPP selalu ditutup di zona merah.
Secara keseluruhan pada tahun ini, saham PTPP mencatat level terendah Rp 2.700 pada 4 Mei 2017 dengan level tertinggi Rp 3.770 pada 6 Februari 2017.
Grafik: Pergerakan Saham PTPP Periode 30 Desember 2016-14 Juli 2017
Sumber: Bareksa.com
Pergerakan saham PTPP juga berimbas ke PT PP Properti Tbk (PPRO). Sejak memutuskan untuk memecah nilai saham (stock split), saham PPRO berangsur turun dari Rp 346 pada 16 Februari 2017 menjadi Rp 226 pada 14 Juli 2017.