Bareksa.com – Saham PT Modern Internasional Tbk (MDRN) hari ini akhirnya menyentuh level Rp 50 atau level gocap, setelah terakhir kali terjadi pada 16 Maret 2017. Kinerja saham MDRN pada hari ini (Rabu, 14 Juni 2017) terpuruk setelah rilis kinerja keuangan per Maret 2017.
Dalam laporan keuangannya, Modern Internasional mencatatkan kerugian Rp 456,14 miliar pada kuartal I tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu masih laba Rp 21,7 miliar. Penyebab kerugian karena adanya beban operasi lain yang sebesar Rp 386,18 miliar. Sedangkan pendapatan operasi lain justru turun dari Rp 75,22 miliar menjadi Rp 22,5 miliar.
Namun ada yang menarik dari laporan keuangan emiten berkode saham MDRN ini. Salah satunya soal kontribusi penjualan dari unit bisnis 7-Eleven.
Untuk diketahui, banyaknya penutupan gerai membuat kontribusi 7-Eleven terus tergerus. Begitu juga dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kontribusi penjualan dari 7-Eleven mencapai Rp 91,05 miliar atau 65,68 persen dari total penjualan bersih yang mencapai Rp 138,62 miliar.
Pada periode yang sama tahun lalu, unit bisnis 7-Eleven memberi kontribusi Rp 182,84 miliar atau setara dengan 82,86 persen dari total penjualan bersih Rp 220,66 miliar.
Grafik: Pertumbuhan Kontribusi Unit Bisnis MDRN (dalam miliaran Rupiah)
Sumber: Laporan keuangan perseroan
Harapan
Penurunan kontribusi 7-Eleven sedikit terkompensasi unit bisnis lainnya. Tengok saja unit bisnis Ricoh. Bisnis yang dijalani PT Modern Data Solusi (MDS) memberi kontribusi Rp 17,63 miliar. Angka ini tumbuh 6,46 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 16,56 miliar.
Begitu juga unit bisnis Industrial. Bisnis yang meliputi penjualan peralatan medis dan graphic art mencatat penjualan Rp 29,95 miliar. Unit ini tumbuh paling tinggi atau naik 46,09 persen dari periode sama tahun lalu Rp 20,5 miliar.
Melalui catatan dua unit bisnis ini, Modern Internasional masih memiliki harapan untuk berkembang. Apalagi jika nantinya rencana penjualan unit bisnis 7-Eleven terealisasi.