Ramayana Bilang Penjualan Ritel Membaik Mulai April

Bareksa • 03 May 2017

an image
Salah satu gerai Ramayana Lestari Sentosa di Jakarta (Company)

Penjualan Ramayana pada April meningkat dengan real growth 12,4% dibandingkan kuartal I-2017 yang turun 0,7%

Bareksa.com – PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menyatakan penjualan industri ritel mulai membaik sejak April 2017, setelah pada tiga bulan pertama mengalami pelemahan. Perbaikan dan kestabilan gejolak politik jadi salah satu alasan membaiknya penjualan ritel.

General Marketing & Merchandising Manager Ramayana Jane Melinda Tumewu menyampaikan, peritel di Indonesia mengalami pelemahan penjualan di sepanjang kuartal I-2017. Hal ini disebabkan gejolak politik yang tidak stabil.

“Ramayana pun merasakan dampaknya dan hanya mengalami flat growth. Tapi, dari tren perilaku belanja pada April, kami melihat pertumbuhan yang cukup signifikan yang disebabkan adanya kepercayaan konsumen terhadap kestabilan ekonomi tanah air,” ungkap Jane, Selasa, 2 Mei 2017.

Jane menuturkan, penjualan Ramayana pada April meningkat dengan real growth 12,4 persen, meski nilainya belum dapat disampaikan. Jane pun yakin, membaiknya perekonomian Indonesia dan didukung transformasi terhadap gerai, Ramayana bisa melayani masyarakat Indonesia.

Sejalan dengan Jane, Chief Finance Officer Ramayana Suryanto menambahkan, perseroan memasang target penjualan naik 8 persen dari Rp8,23 triliun pada 2016 menjadi Rp8,88 triliun sampai akhir tahun ini. Dari target tersebut, perseroan juga memasang target gross margin sebesar 27,5 persen.

Selain mengandalkan 112 toko yang sudah ada dan tersebar di 54 kota, Ramayana juga telah menawarkan produk-produknya secara online melalui situs dan aplikasi Tokopedia. “Kami juga berencana membuka empat toko baru jelang musim Lebaran di Pondok Aren, Kota Harapan Indah, Cikupa, dan Jatinegara,” imbuh Suryanto.

Di samping itu, perseroan juga mengusung kampanye di media sosial dengan hashtag #KerenHakSegalaBangsa dan #BahagiaHakSegalaBangsa untuk menggaet pasar anak muda.

Asal tahu saja, penjualan kotor Ramayana pada kuartal pertama tahun 2017 turun 0,2 persen dari Rp1,485 triliun menjadi Rp1,482 triliun. Sementara itu, pendapatan bersihnya juga turun 0,7 persen dari Rp1,086 triliun menjadi Rp1,078 triiun.

Dividen dan Buyback

Di sisi lain, Ramayana baru akan mengusulkan pembagian dividen sebesar 60 persen dari total laba bersih pada 2016. Rencana ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 16 Mei 2017.

Selain itu, perseroan melaporkan telah merealisasikan pembelian kembali (buyback) saham pada 15 Maret 2017. Hingga periode itu, total pembelian mencapai 373,18 juta saham dengan nilai Rp339 miliar. Suryanto menyebut, pihaknya punya beberapa opsi terhadap hasil buyback itu.

Pertama, dijual kembali baik di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun di luar bursa. Kedua, ditarik kembali dengan cara pengurangan modal. Ketiga, pelaksanaan employee stock option plan atau employee stock purchase plan, dan pelaksanaan waran.

“Dan sampai saat ini, manajemen Ramayana belum memutuskan opsi yang akan diambil,” kata Suryanto. (hm)