Bareksa.com - Operator jalan tol terbesar di Indonesia, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berhasil membukukan laba bersih Rp547 miliar sepanjang Januari-Maret 2017. Angka ini tumbuh 33,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi cemerlangnya kinerja laba bersih Jasa Marga bukan berasal dari pendapatan operasional, melainkan akibat adanya pendapatan lain-lain yang nilainya mencapai Rp184,5 miliar.
Padahal pendapatan Jasa Marga dalam kuartal pertama tahun 2017 ini tercatat naik hampir dua kali lipat menjadi Rp4,99 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp2,9 triliun. Hal itu terjadi akibat melonjaknya pendapatan konstruksi, karena memang di tahun 2017 ini, Jasa Marga sedang membangun 6 ruas tol baru yaitu ruas Gempol-Pasuruan, Surabaya Mojokerto Ruas Bawen-Salatiga, Semarang Solo Ruas Bawen Salatiga, Medan Kualanamu-Tebing Tinggi Ruas Perbarakan- Sei Rampah, ruas Solo- Ngawi dan Ngawi- Kertosono Ruas Ngawi-Caruban.
Besarnya pendapatan konstruksi ini tentu juga diiringi dengan naiknya beban konstruksi. Inilah yang menyebabkan pertumbuhan laba kotor Jasa Marga tidak sebesar pertumbuhan pendapatannya. Dalam periode yang sama, laba kotor Jasa Marga hanya tumbuh 6,9 persen menjadi Rp1,22 triliun.
Catatan atas laporan keuangan Jasa Marga mengungkap kenyataan bahwa pendapatan lain-lain yang diperoleh Jasa Marga berasal dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan. Selain investasi pada anak perusahaan, Jasa Marga memang juga memiliki penyertaan saham ruas tol, namun kepemilikannya di bawah 20 persen sehingga dicatat sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Meskipun begitu, pencapaian laba besih Jasa Marga ini turut menaikkan laba bersih per saham menjadi Rp75,4 dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp60,8. Harga saham Jasa Marga pun hari ini hingga jam 14.48 WIB melesat 3,36 persen menjadi Rp4.610 per saham dibanding harga penutupan hari sebelumnya.
Grafik: Pergerakan intraday harga saham Jasa Marga
Sumber: Bareksa.com