Astra Bagi Dividen Rp168/Saham, Terendah Sejak 2012

Bareksa • 20 Apr 2017

an image
Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto berbincang dengan wartawan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Kamis (20/4).

Sementara itu, kinerja kuartal pertama 2017 membaik dengan peningkatan laba 63%

Bareksa.com – Bisnis yang tertekan di sepanjang 2016, khususnya dari sektor jasa keuangan, membuat PT Astra International Tbk (ASII) memutuskan untuk sedikit menurunkan nilai dividennya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), total dividen Astra untuk tahun buku 2016 ditetapkan Rp168 per saham atau turun dari dividen tahun buku 2015 Rp177 per saham.

Penurunan nilai dividen per saham Astra sudah terealisasi sejak pembagian dividen interim pada 21 Oktober 2016. Saat itu, pemegang saham mendapat Rp55 per saham. Catatan ini berbeda dengan dividen interim tahun buku 2015 yang sebesar Rp64 per saham.

Melalui keputusan RUPST ini, maka total nilai dividen Astra mencapai Rp6,8 triliun atau setara dengan 44,8 persen dari laba bersih 2016 Rp15,155 triliun.

“Dengan memperhitungkan dividen interim Rp55 pada 21 Oktober 2016, maka sisanya sebesar Rp113 per saham akan dibayarkan pada 19 Mei 2017,” terang Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, Kamis, 20 April 2017.

Grafik: Catatan Dividen ASII Periode 2012 - 2016

Sumber: Laporan tahunan perseroan

Mengacu catatan tersebut, maka dividen Astra pada tahun ini menjadi yang terendah sejak 2012. Sebelumnya sejak 2012-2014, nilai dividen Astra selalu mencapai lebih dari Rp200 per saham.

Catatan itu pun tidak lepas dari laba per saham Astra yang juga mengalami penurunan sejak 2012. Pada 2012, laba per saham Astra mencapai Rp480 dan tetap bertahan hingga 2013. Namun sejak 2014, laba per saham Astra turun menjadi Rp474, dan berlanjut ke 2015 menjadi Rp357 dan pada 2016 tercatat Rp374 per saham.

Kinerja Kuartal I-2017

Bersamaan dengan keputusan dividen tersebut, Astra juga baru saja merilis hasil kinerjanya selama tiga bulan pertama tahun ini. Hasilnya sungguh di luar dugaan. Laba bersih Astra melonjak 63 persen menjadi Rp5,087 triliun dari Rp3,112 triliun di periode sama tahun lalu.

Menurut Prijono, kinerja Astra pada kuartal I ini tidak lepas dari pertumbuhan bisnis di jasa keuangan, khususnya PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang berhasil mencatat laba dari sebelumnya rugi. Begitu juga dari bisnis agribisnis melalui PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang didorong kenaikan harga crude palm oil (CPO), dan juga bisnis alat berat seiring dengan kenaikan permintaan akibat adanya kenaikan harga batubara.

Tabel: Kontribusi Bisnis Grup Astra per Kuartal I-2017

Sumber: Keterangan perseroan

Meski begitu, Prijono tidak ingin memprediksi pertumbuhan laba Astra hingga akhir tahun ini. “Yang jelas, Grup Astra sedang dalam tren positif. Artinya, secara kualitatif, kami akan lebih baik dari tahun 2016,” imbuh Prijono. (hm)