Andalkan Sinergi Grup, Bank Mega Target Laba Rp1,2 T

Bareksa • 03 Apr 2017

an image
Chairul Tanjung, Pendiri CT Corp (Sumber: Website Bank Mega)

Kartu kredit mengambil porsi Rp8,3 triliun atau 29 persen dari total kredit yang sebesar Rp28,3 triliun

Bareksa.com - PT Bank Mega Tbk (MEGA) menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini. Di tengah upaya penurunan suku bunga kredit perbankan, perseroan bakal mengandalkan kongsi dari grup usaha CT Corp. Utamanya untuk bisnis kartu kredit.

Sebagai catatan, bank milik konglomerat Chairul Tanjung ini mampu mencetak laba bersih sebesar Rp1,16 triliun pada tahun lalu. Angka ini meningkat 10 persen jika dibandingkan realisasi laba tahun 2015 yang sebesar Rp1,05 triliun. Pertumbuhan laba Bank Mega lebih baik dari rata-rata industri perbankan yang cuma 1,83 persen.

"Laba 2017 cukup challenging karena ada rencana penurunan suku bunga kredit (yang diarahkan pemerintah menjadi single digit). Ini akan memengaruhi pendapatan perbankan. Kedua, penurunan cap suku bunga kartu kredit jadi 2,25 persen," tutur Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, akhir pekan lalu (31 Maret 2017).

Bank Indonesia (BI) sendiri saat ini membatasi suku bunga maksimal 2,95 persen per bulan. Namun demikian, bank sentral sebagai otoritas sistem pembayaran berniat menurunkan batas bunga kredit menjadi 2,25 persen.

Tidak bisa dimungkiri, perseroan sangat memperhatikan bisnis kartu kredit karena mengambil porsi Rp8,3 triliun atau 29 persen dari total kredit yang sebesar Rp28,3 triliun. Tahun ini, outstanding kartu kredit ditarget sebesar Rp8,7 triliun, dengan jumlah kartu beredar sebanyak 1,7 juta keping.

Direktur Kartu Kredit & Personal Loan Bank Mega, Dodit Wiweko Probojakti menjelaskan, bahwa kenaikan 200.000 keping kartu kredit dilakukan melalui akuisisi di jaringan Carrefour dan TransMart yang direncanakan bertambah 20 gerai baru tahun in. "Juga travel dan related kategori, ada travel fair rutin setahun dua kali dan pemanfaatan CT Corp, sehingga sales volume bisa tumbuh 7-10 persen dari Rp2,3 triliun menjadi Rp2,5 triliun per bulan," terangnya.

Walau berhasil mencetak laba pada tahun lalu, kinerja perkreditan Bank Mega sendiri tidak terlalu menggembirakan dengan penurunan kredit sebesar 12,7 persen dari Rp32,33 triliun menjadi Rp28,28 triliun. Pelambatan perekonomian dan minimnya permintaan kredit menjadi pemicu. Tahun ini, perseroan membidik kredit ke Rp33 triliun.

"Kredit akan ke beberapa industri apalagi ekonomi masih melambat. Tahun ini harus positif. Segmen di korporasi dan pembiayaan multifinance. Untuk industrinya konstruksi, perhotelan, real estate, juga perdagangan," sambung Direktur Kredit Bank Mega, Madi Darmadi Lazuardi.

Sementara dalam RUPST perseroan yang digelar Jumat lalu, ditetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp578,95 miliar, atau Rp83 per saham. Dividen yang dibagikan sebesar 49,99 persen dari perolehan laba bersih perseroan pada tahun 2016. Selain itu RUPST menetapkan penggunaan laba Rp100 juta sebagai dana cadangan umum, dan sisanya Rp578,95 miliar digunakan sebagai saldo laba atau laba ditahan untuk memperkuat permodalan.

Selain itu, pemegang saham juga memutuskan untuk mengangkat kembali dewan komisaris Bank Mega yang berakhir masa jabatannya pada tahun 2017. Sehingga masa jabatannya sampai tahun 2022. Saat ini jajaran komisaris perseroan diisi oleh Yangky Setiawan sebagai Komisaris Utama, serta Achjadi Ranuwisastra, Lambock Victor Nahattands dan Darmadi Sutanto sebagai anggota dewan komisaris. (K15)