Siloam Anggarkan Rp3,4 Triliun Bangun 17 RS
Adapun Indonesia Timur menjadi salah satu fokus untuk Siloam membangun lebih banyak rumah sakit.
Adapun Indonesia Timur menjadi salah satu fokus untuk Siloam membangun lebih banyak rumah sakit.
Bareksa.com - PT Siloam Internasional Hospital Tbk (Siloam) berencana membangun 17 rumah sakit dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hitung-hitungan perseroan, setiap rumah sakit menelan investasi Rp200 miliar. Dengan perkiraan itu, maka total investasi yang dibutukan Siloam mencapai Rp3,4 triliun.
"Nantinya, akan ada total 40 rumah sakit Siloam yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Presiden Direktur Siloam Ketut Budi Wijaya, Rabu, 22 Maret 2017.
Sampai kini, Siloam sudah memiliki 23 rumah sakit operasional. Adapun Indonesia Timur menjadi salah satu fokus untuk Siloam membangun lebih banyak rumah sakit. “Sesuai dengan visi kami yang ingin menjangkau masyarakat sampai ke pelosok,” tambah Ketut.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketut menambahkan tidak ada perbedaan nilai investasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. “Hanya ada pengecilan lahan saja. Misalnya di Pulau Jawa kita bangun di atas lahan ukuran 10, tapi di Timur lahannya hanya berukuran 7 atau 8,” ungkap Ketut.
Siloam semakin melebarkan sayapnya di tahun 2016 lalu dengan membuka tiga rumah sakit, yakni di Labuan Bajo, Buton, dan Samarinda. Selain itu, Siloam juga sedang menyelesaikan pembangunan tiga rumah sakit yang tersebar di Yogyakarta, Bogor, dan Bekasi Blu Plaza. Saat ini, perseroan sedang menunggu penerbitan izin operasional untuk mulai dapat menerima pasien.
Dalam menunjang pelayanan bagi masyarakat, khususnya yang kurang mampu, Siloam juga terus menunjukkan dukungannya. Hal ini dilakukan dengan mendaftarkan tiga rumah sakitnya yang ada di Surabaya, Labuan Bajo dan Buton pada 2016 lalu untuk dapat termasuk dalam daftar yang menyediakan layanan BPJS Kesehatan.
Hingga akhir Desember 2016, emiten operator rumah sakit ini membukukan kenaikan laba tahun berjalan 60 persen menjadi Rp 99 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional perusahaan.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), SILO membukukan pertumbuhan pendapatan operasional kotor sebesar 25 persen pada tahun lalu menjadi Rp 5,17 triliun. Pendapatan operasional bersih tumbuh 22 persen menjadi Rp 3,7 triliun.
Volume pasien meningkat secara stabil dengan pertumbuhan 19 persen pada kunjungan blended Rawat Jalan atau OPD. Pertumbuhan 18 persen pada admisi Rawat Inap (IPD) yang menghasilkan 64 persen utilisasi tempat tidur (BOR) dengan 28 tempat tidur tambahan di tahun 2016. (K02)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.