Bareksa.com- Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menggeliat pada perdagangan sesi pertama hari ini 9 Februari 2017. Hal ini seiring dengan pernyataan dari manajemen yang memperkirakan dapat mencetak laba bersih setahun penuh 2016 dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya.
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, harga saham BUMI naik 2 persen menjadi Rp438 dari sebelumnya Rp430. Telah terjadi perpindahan tangan sebanyak 5,1 juta lot saham BUMI senilai Rp222,6 miliar hingga jeda siang ini.
Grafik: Pergerakan Harga Saham Secara Intraday
Sumber: Bareksa.com
Peningkatan harga saham yang tengah naik daun ini disebabkan pernyataan manajemen, yang memperkirakan pada akhir tahun 2016 laba bersih BUMI dapat mencapai US$101 juta. Angka ini membalikkan rugi bersih US$2 miliar sebelumnya pada 2015. Meskipun demikian, laporan keuangan penuh masih dalam proses audit.
Kinerja positif ini dipicu oleh naiknya penjualan batu bara oleh dua anak usahanya yakni Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin. Secara gabungan, penjualan di kedua anak usaha itu naik 10,6 persen menjadi 87,7 juta ton pada 2016 dari sebelumnya 79,3 juta ton pada 2015.
Pos penjualan batu bara Arutmin meningkat sebesar 15,3 persen menjadi 28,6 juta ton sedangkan pos penjualan batu bara KPC naik 8,4 persen menjadi 59,1 juta ton. Sebagai tambahan informasi, kepemilikan saham BUMI terhadap Arutmin sebesar 70 persen sedangkan di KPC mencapai 51 persen.
Meskipun ada peningkatan volume penjualan, realisasi harga rata-rata tahun 2016 turun 6 persen menjadi US$42,1/ton dari sebelumnya U$44,8/ton. Namun, perseroan berhasil menekan biaya menjadi US$27 per ton dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar US$30,2 per ton dan tahun 2014 sebesar US$34,6 per ton.
Grafik: Penjualan Batu Bara BUMI Secara Gabungan
Sumber: Perusahaan, diolah Bareksa.com
Sementara itu, BUMI memberikan tinjauan harga batubara di tahun 2017 yang sangat optimis dengan harga patokan batu bara saat ini berkisar US$80/ton.
"Perseroan berharap mampu meningkatkan produksi antara 5 persen hingga 7 persen dan harga jual batu bara rata-rata paling tidak 30 persen lebih tinggi dari tingkat harga di tahun 2016," tulis Direktur/Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam pernyataan tersebut.
Perseroan juga mengatakan 60 persen dari volume penjualan untuk tahun ini telah disepakati dan diharapkan mampu meningkat menjadi 75 persen di akhir triwulan 1 tahun 2017 melalui finalisasi beberapa kontrak tahunan dengan pihak Jepang. (hm)