JP Morgan Rekomendasi Overweight, Saham BUMI Diborong Asing

Bareksa • 08 Feb 2017

an image
Sejumlah pekerja berada di atas kapal tongkang berisi batu bara saat akan bersandar di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Senin (16/5). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Padahal harga saham BUMI turun 3 persen menjadi Rp448 per saham dari sebelumnya Rp464.

Bareksa.com-  Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendapatkan rekomendasi overweight, alias patut ditambah dalam portofolio, dari lembaga riset asing JP Morgan. Langkah ini mendorong investor asing untuk memborong saham tambang batu bara yang terafiliasi Grup Bakrie ini.

Dalam risetnya, JP Morgan menyebutkan restrukturisasi utang membuat modal BUMI menjadi lebih stabil dan memangkas utang-utangnya. Selain itu, harga batu bara yang stabil (diasumsikan US$70 per ton) dapat menghasilkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) tahunan BUMI menjadi US$600 juta selama beberapa tahun ke depan. Dengan EBITDA yang naik, maka kemampuan membayar utang akan lebih baik.

Oleh karena itu meskipun harga saham BUMI hari ini Rabu 8 Februari 2017 terpantau turun, investor asing tetap melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp7,4 miliar.

Hingga pukul 11:17 WIB harga saham BUMI turun 3 persen menjadi Rp448 per saham dari sebelumnya Rp464.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BUMI Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Broker asing yang paling banyak membeli saham BUMI adalah UBS Securities (AK) dengan memborong 93.000 lot pada harga rata-rata Rp466 per saham senilai Rp4,4 miliar.

Sementara itu, pembeli terbesar kedua adalah Mirae Asset Securities (YP) yang membeli 61.000 lot saham BUMI pada harga rata-rata Rp468 per saham senilai Rp2,9 miliar.

Ciptadana Securities (KI) juga ikut membeli 11.000 lot saham BUMI pada harga Rp475,1 per saham senilai Rp546,4 juta.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemegang saham Bumi Resources menyetujui pelaksanaan rights issue sebanyak 37,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp926,16 per saham. Penerbitan MCB senilai US$639 juta juga mendapat persetujuan pemegang saham. Secara total, dua aksi dalam rangka penyelesaian utang tersebut bernilai US$2,6 miliar atau mencapai Rp35 triliun. (hm)