Bareksa.com - Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi 5,02 persen sepanjang tahun 2016. Angka ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang tumbuh 4,79 persen, meskipun masih lebih rendah dari asumsi dalam target APBN-P 2016 sebesar 5,2 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut tidak optimalnya konsumsi pemerintah menjadi penyebab tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi tersebut. Jika dilihat secara kuartal, memang pertumbuhan ekonomi kembali melambat di kuartal akhir tahun lalu menjadi hanya 4,9 persen dari kuartal sebelumnya 5 persen.
Grafik: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartalan, Periode 2015-2016
Sumber: Bareksa.com
Hal ini juga tercermin dari breakdown data pertumbuhan ekonomi dimana konsumsi pemerintah justru mengalami pertumbuhan negatif di kuartal ketiga dan keempat 2016 masing-masing 2,9 persen dan 4 persen.
Perlambatan ini terjadi karena belanja pemerintah yang melemah di semester II-2016 akibat penerimaan negara khususnya dari pajak tidak mencapai target. Tahun lalu pencapaian penerimaan pajak baru sebesar 81,4 persen dari target dalam APBN-P senilai Rp1.365 triliun. Padahal tahun 2016 lalu Pemerintah telah berinisiatif mempercepat pembangunan dengan mendorong percepatan tender di tahun 2015 sehingga Januari 2016, proyek sudah dapat berjalan.
Perbaikan justru terjadi pada posisi ekspor yang tumbuh 4,2 persen di kuartal empat 2016, meskipun impor juga tumbuh 2,8 persen. Kenaikan ekspor ini terjadi karena mulai pulihnya sektor tambang. Data BPS menyebut, sektor tambang di kuartal akhir tahun lalu tumbuh 1,6 persen dari kuartal sebelumnya 0,3 persen.
Tabel: Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Kuartalan, Periode 2015-2016
Sumber: Bareksa.com