Indonesia Eximbank Undang Investor Serap Surat Utang Rp20,5 T

Bareksa • 07 Feb 2017

an image
Surat Utang dan Obligasi Pemerintah di Bareksa.com (Bareksa/Alfin Tofler)

Surat utang tersebut terdiri dari surat utang rupiah Rp14 triliun dan valas US$500 juta

Bareksa.com – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesia Eximbank mengundang investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi pada surat utang senilai Rp20,5 triliun. Surat utang tersebut akan dirilis LPEI pada tahun ini.

Plt Ketua Dewan Direksi merangkap Direktur Eksekutif LPEI Susiwijono Moegiarso merinci, surat utang tersebut terdiri dari surat utang berdenominasi rupiah Rp14 triliun dan valas dengan perkiraan US$500 juta. “Dana hasil obligasi untuk mendorong peningkatan ekspor nasional,” kata Susiwijono, Selasa, 7 Februari 2017.

Selama ini, obligasi jadi sumber pendanaan terbesar lembaga pembiayaan khusus milik pemerintah ini. Bahkan, obligasi LPEI menyentuh 11 persen dari total outstanding obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai total Rp32,67 triliun surat utang rupiah, dan Rp7,2 triliun valas.

Selain obligasi, LPEI juga kerap mencari pendanaan melalui pinjaman, termasuk pinjaman dari pemerintah, hibah, dan penempatan dana oleh Bank Indonesia. Adapun sumber pendanaan rupiah dan valas LPEI hingga akhir 2016 mencapai Rp78,4 triliun, yang terdiri dari obligasi Rp39,9 triliun dan pinjaman Rp38,5 triliun.

“Dengan peran, kinerja, dan prospek bisnis yang positif, LPEI bisa menjadi salah satu destinasi pilihan untuk berinvestasi yang tepat,” imbuh Susiwijono.

Sebagai gambaran saja, dalam tujuh tahun pertamanya, LPEI membukukan rata-rata pertumbuhan aset 37,22 persen dengan rata-rata pembiayaan 42,23 persen. Hingga akhir 2016, aset LPEI mencapai Rp99,01 triliun atau naik 16,51 persen dari Rp84,97 triliun di 2015. Dalam operasinya, LPEI mendukung ekspor nasional dengan menyediakan pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultansi.

Sementara itu, total pembiayaan LPEI naik 18,2 persen dari Rp74,83 triliun di 2015 menjadi Rp88,48 triliun. “Penyaluran pembiayaan tahun 2017 akan mencapai Rp102,6 triiliun, dengan kisaran 10 persen untuk sektor UKM berorientasi ekspor,” tambah Susiwijono. (hm)