Bareksa.com – Usaha manajemen PT Trada Maritime Tbk (TRAM) untuk menyelesaikan permasalahan utang dengan para krediturnya membuahkan hasil. Beberapa kreditur sepakat untuk merustrukturisasi utang Trada Maritime dengan berbagai cara. Hal ini pun mendorong kinerja saham TRAM di pasar modal.
Yang pertama terkait utang senilai US$34,98 juta kepada dengan International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ (BTMU). Direktur Trada Maritime Asnita Kasmy menuturkan, perseroan telah mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan IFC dan BTMU.
“Caranya melalui penjualan aset (asset settlement) kapal FSO Lentera Bangsa, penerimaan hasil klaim asuransi Lentera Bangsa dan cash settlement. Finalisasi penyelesaian utang ini diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun ini,” tulis Asnita, Rabu, 1 Januari 2017.
Kesepakatan restrukturisasi kedua adalah utang kepada Bank Mandiri Singapura yang bernilai US$10 juta. Asnita mengatakan, kesepakatan dengan Bank Mandiri Singapura terdiri atas penyelesaian utang termasuk perpanjangan atas fasilitas kredit, asset settlement kapal MV Samudera Bangsa dan cash settlement.
Tidak berhenti sampai disitu, perseroan juga intensif berkomunikasi dengan ICBC dalam penyelesaian utang senilai US$8,27 juta. “Diharapakan dalam waktu dekat ini dapat meraih dan menandatangani kesepekatan seluruh hutang perseroan di ICBC. Penyelesaian utang termasuk antaranya penjualan asset settlement,” kata Asnita.
Di sisi lain, terkait klaim asuransi FSO Lentera Bangsa, perseroan saat ini menghadapi arbitrase dari perusahaan salvage, Svitzer Salvage B.V atas biaya jasa Svitzer dalam menyelamatkan kapal berserta kargo dan peralatan diatas kapal dengan total klaim sebesar US$17,04 miliar. Perseroan saat ini masih mempelajari hasil putusan dan penetapan arbitrase tersebut.
“Kami berkeyakinan tidak ada alasan hukum bagi perseroan untuk membayar klaim Svitzer, dikarenakan klaim tersebut sudah dijamin dan dibayarkan oleh pihak asuransi dan pemilik kargo,” tambah Asnita.
Atas upaya-upaya itu, para investor pun menyambut baik. Terbukti dengan catatan kenaikan saham TRAM hingga 34,38 persen dari Rp192 menjadi Rp258. Bahkan, saham TRAM masuk dalam 10 saham dengan transaksi dan volume besar atas perpindahan 9,18 juta lot bernilai Rp215,82 miliar pada perdagangan Rabu 1 Februari 2017.
Grafik: Pergerakan Intraday Saham TRAM 1 Februari 2017
Sumber: Bareksa.com
Harga saham penutupan perdagangan 1 Februari itu pun membuat saham TRAM telah naik 82,98 persen sejak akhir 2016 pada Rp141. Sementara, di sepanjang 2016 lalu, saham TRAM telah memberi return pada para pemegang sahamnya sebesar 6,82 persen. (hm)