Saham BEKS Kembali Menggila, Mahal atau Murah?

Bareksa • 01 Feb 2017

an image
Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Saham BEKS kini dihargai 5,7 kali lipat dari nilai buku per sahamnya.

Bareksa.com - Harga saham PT Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) melonjak kembali. Pada perdagangan hari ini, 1 Februari 2017 harga saham BEKS naik 10,5 persen menjadi Rp63 dari sebelumnya Rp 57.

Sebelumnya harga saham BEKS telah naik turun bak roller coaster sejak awal Agustus 2016. Hal ini terjadi seiring dengan sentimen masuknya Pemerintah Provinsi Banten ke jajaran pemegang saham bank yang dulunya dikenal dengan PT Bank Pundi Tbk ini.

Semenjak pengumuman Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada bulan Agustus, harga saham BEKS merosot tajam ke level Rp57 pada perdagangan kemarin. Namun, valuasi harga BEKS masih belum dapat dikatakan murah.

Per September, BEKS tercatat memiliki total aset Rp4,9 triliun, sementara total liabilitas tercatat sebesar Rp4,24 triliun. Maka dari itu nilai buku perusahaan (total aset dikurangi dengan total liabilitas) hanya berkisar Rp660 miliar. Nilai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai buku bank daerah lainnya yakni BPD Jawa Timur (BJTM) yang memiliki nilai buku Rp7 triliun dan BPD Jawa Barat & Banten (BJBR) Rp12,7 triliun.

Dengan berdasar pada data tersebut, saham BEKS kini dihargai 5,7 kali lipat dari nilai buku per sahamnya (price to book value/PBV). Nilai PBV tersebut dapat dikategorikan premium, jika dibandingkan dengan BPD lainnya yakni BJBR yang sebesar 2,7 kali dan BJTM sebesar 1,3 kali.

Grafik: PBV Bank BPD yang Tercatat di Bursa

Sumber: Laporan keuangan diolah Bareksa

Sejak 2013, BEKS terus mencatatkan penurunan kinerja secara fundamental. Hingga kuartal III- 2016, BEKS selalu mencatat penurunan top line. Data terakhir yang Bareksa dapat, perusahaan membukukan penurunan pendapatan bunga (interest income) sebesar 55 persen dalam setahun terakhir.

Grafik: Perbandingan Kinerja Pendapatan BEKS (Rp Miliar)

Sumber: Bareksa.com

Tak hanya itu saja, dalam 2 tahun terakhir BEKS justru mencatatkan rugi bersih. Sepanjang Januari-September 2015 perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp 220,9 miliar dan pada periode sama 2016 membengkak menjadi Rp 283,8 miliar. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan laba kotor dan pendapatan bunga yang semakin menyusut.

Kondisi paling parah terjadi pada tahun 2016, di mana laba operasional turun signifikan sebesar 37,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kondisi tersebut semakin menekan bottom line perusahaan.

Grafik Laba dan Laba Operasional BEKS

Sumber: Bareksa.com

Oleh sebab itu, dengan kinerja yang ada saat ini, valuasi BEKS masih terbilang mahal. Meskipun demikian, peningkatan harga saham yang baru terjadi mencerminkan spekulasi pasar terkait sentimen pasca terjadinya rights issue, sekaligus penguasaan saham perseroan oleh Pemerintah Provinsi Banten. (hm)