Bareksa.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) merilis pernyataan resmi terkait maraknya pemberitaan soal capaian laba pada 2016. Dalam hal ini, manajemen Semen Indonesia menegaskan, tidak ada pernyataan capaian laba seperti yang diberitakan beberapa media.
Pada tanggal 9 Januari 2017, media ekonomi nasional mengutip Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra memberitakan bahwa produsen semen milik negara tersebut telah membukukan laba bersih Rp4,01 triliun sepanjang 2016, atau turun 11,83 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,52 triliun. Hal ini disebutkan terjadi akibat ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional.
Melalui keterangan yang diterima Bareksa, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto membantah hal tersebut. Dengan ini, manajemen Indonesia menyampaikan, pihaknya belum mengeluarkan pernyataan resmi, baik secara tertulis maupun lisan (wawancara) terkait kinerja keuangan tahun 2016.
“Perlu kami sampaikan bahwa sesuai perkiraan internal perseroan pun, data laba bersih tersebut di atas, berbeda dari angka perhitungan awal kami,” tulis Agung.
Di sisi lain, laporan keuangan perseroan saat ini masih dalam proses audit oleh auditor independen dan akan menyampaikan keterbukaan informasi terkait kinerja keuangan 2016 (audited) kepada publik sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal.
Meskipun demikian, memang benar industri semen domestik kini sedang mengalami oversupply. Kondisi penawaran yang lebih besar dibandingkan permintaan ini disebabkan oleh banyaknya pemain baru dan ekspansi pemain lama. Menilik data Asosiasi Semen Indonesia, kapasitas produksi industri semen telah mencapai 89,7 juta ton per 2016, jauh melebihi konsumsi domestik yang hanya berkisar 65 juta ton.
Menghadapi kondisi oversupply tersebut, Semen Indonesia masih tetap berupaya untuk mempertahankan pasarnya di Tanah Air. Tercatat volume penjualan Semen Indonesia periode Januari-Agustus 2016 masih mengalami peningkatan.
Di samping itu, Semen Indonesia juga gencar menggelar berbagai program efisiensi. Dalam proses produksi, Semen Indonesia mampu mengimplementasikan program-program substitusi bahan baku utama dan pendukung.
Sepanjang 2016, Semen Indonesia memang telah berhasil melakukan efisiensi anggaran dari level paling atas sampai bawah. Nilainya mencapai Rp1,5 triliun atau melebihi dari target awal Rp1,4 triliun. Pencapaian itu pun membuat perseroan semakin optimistis angka efisiensi tahun ini semakin besar hingga mencapai Rp2 triliun.
Saham Turun
Kabar tidak benar soal laba Semen Indonesia per akhir 2016 itu jelas merugikan. Salah satunya berpengaruh ke kinerja saham. Saham SMGR mengalami penurunan 2,93 persen pada 9 Januari 2016. Catatan itu memperburuk kinerja saham SMGR yang juga sudah mengalami penurunan 1,05 persen pada 6 Januari 2017.
Pada perdagangan hari ini (Rabu, 11 Januari 2016), saham SMGR juga bergerak turun. Hingga pukul 11:58 WIB, saham SMGR berada pada level Rp8.950 atau mengalami penurunan 1,92 persen.
Grafik: Pergerakan Harga Saham SMGR Setahun
Sumber: Bareksa.com
Bila ditarik dalam jangka waktu lebih panjang, saham SMGR memang mengalami penurunan. Dalam periode setahun terakhir (11 Januari 2016-10 Januari 2017), harga saham SMGR sudah turun 14,72 persen. (hm)