Bareksa.com - Tahun 2016 merupakan salah satu tahun yang amat sulit bagi negara-negara berkembang (emerging markets). Pasalnya banyak sekali peristiwa global yang berdampak kepada perekonomian.
Pada akhir tahun lalu, perhatian dunia tersita oleh pemilihan presiden Amerika Serikat yang hasilnya di luar dugaan pasar. Sebelum itu, peristiwa Brexit menjadi buah bibit yang sempat menggoyang perekonomian.
Tahun 2017 masih merupakan tahun yang sangat menantang bagi negara emerging markets. Walaupun demikian CIMB memperkirakan pada tahun 2017 akan ada beberapa kesempatan untuk berkembang di ASEAN khususnya di sektor pasar modal.
Dalam riset terbarunya Navigating ASEAN, CIMB menempatkan pasar modal Indonesia dalam posisi yang terbaik dibandingkan dengan tiga pasar modal lain di ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Riset yang dibuat CIMB ini fokus kepada empat negara saja karena dinilai menawarkan kesempatan yang unik untuk berinvestasi dan juga penggerak pasar sendiri. CIMB membagi penilaiannya berdasarkan kriteria yang disingkat menjadi LEVIS, yakni Liquidity, Earnings, Valuation, Interest rates and Sentiment.
CIMB memberikan rating overweight terhadap Indonesia dan Thailand. Sedangkan Malaysia diberikan rating neutral dan Singapura diberikan rating underweight.
Tabel Perolehan Nilai LEVIS Negara ASEAN
Sumber: CIMB
Dalam pemberian rating tersebut, CIMB memberikan rating dari mulai 1 (terendah) hingga 4 (tertinggi). Dari kelima kriteria tersebut Indonesia hampir mendapatkan nilai sempurna.
Pasar modal Indonesia hanya mendapatkan nilai terendah dari segi likuiditas yakni 2. Sedangkan dari sisi Earnings Growth, Valuation, Interest rates trend dan Sentiment masing-masing diganjar nilai 4.
Di bawah Indonesia ada Thailand dengan nilai total 15 poin atau 3 nilai terpaut dari Indonesia. Selanjutnya ada Malaysia yang memiliki bobot nilai 10 dan Singapura yang hanya diganjar nilai 7.
Secara keseluruhan CIMB mengatakan secara global perekonomian dunia akan tumbuh hingga 3,4 persen pada tahun 2017 dipimpin oleh perekonomian Amerika Serikat yang sedang mengalami recovery karena kebijakan stimulus fiskal. The Fed mengatakan akan ada kenaikan suku bunga tiga kali pada 2017. Kenaikan tersebut akan dilakukan sebesar 25 basis poin. Sedangkan CIMB memprediksikan hanya akan terjadi dua kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun 2017.
Indeks kepercayaan konsumen di Indonesia pada tahun 2017 menjadi yang paling besar. Hal ini terjadi khususnya karena suksesnya program tax amnesty yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Secara keseluruhan, CIMB mempercayai pada tahun 2017 sektor infrastruktur, konstruksi, konsumsi dan properti akan menjadi pendorong utama indeks saham. (hm)