Perusahaan Milik Luhut Panjaitan Lepas 61,79% Saham TOBA

Bareksa • 06 Dec 2016

an image
Tongkang batubara menunggu pengisian crushing plant PT Toba Bara Sejahtera Tbk (Company)

Porsi kepemilikan Toba Sejahtra tersebut beralih ke perusahaan asal Singapura Highland Strategic Holding Pte. Ltd

Bareksa.com – PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) bakal kedatangan pemegang saham baru. Melalui penandatanganan Pembelian Saham Bersyarat (PPPSB) pada 9 November 2016, PT Toba Sejahtra melepas 61,79 persen kepada Highland Strategic Holding Pte. Ltd.

Transaksi tersebut tertuang dalam keterangan tertanda Direktur Utama Toba Bara Justarina Naiborhu dan Direktur Toba Bara Pandu Patria Sjahrir kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 5 Desember 2016. Dalam surat itu, perseroan menyatakan, telah menerima surat pemberitahuan PPPSB dari Highland Strategic Holding pada 2 Desember 2016.

Meskipun demikian, tidak ada keterangan mengenai pemilik akhir (ultimate beneficial ownership) dari pembeli saham TOBA yang baru ini, hanya diketahui basisnya di Singapura saja. Adapun Grup Toba Sejahtra dimiliki oleh Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim Republik Indonesia. Pengumuman juga mengatakan sifat hubungan pihak yang melakukan transaksi ini bukan pihak terafiliasi.

Untuk merinci transaksi itu, Toba Sejahtra merupakan pemilik 71,79 persen saham TOBA atau setara dengan 1.444.750.000 saham. Artinya, jumlah saham TOBA yang dilepas Toba Sejahtra mencapai 1.243.500.000.

Mengacu harga saham TOBA pada 9 November 2016 Rp865 per saham, maka nilai aksi pelepasan saham tersebut mencapai Rp 1,07 triliun. Adapun setelah transaksi ini, Toba Sejahtra hanya memiliki sisa saham TOBA sebesar 10 persen atau 201.250.000 saham.

“Atas rencana pembelian saham tersebut, tidak terdapat dampak terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan. Kami juga akan melakukan keterbukaan sesuai peraturan yang berlaku,” tulis keterangan itu.

Transaksi pelepasan saham TOBA oleh Toba Sejahtra ke Highland Strategic Holding sudah tercium investor. Sejak perdagangan 30 November 2016 hingga 5 Desember 2016, saham TOBA mencapai level tertingginya selama tahun ini Rp1.000. Harga saham itu pun menjadi level tertinggi saham TOBA dalam tiga tahun terakhir.

Sebelumnya, saham TOBA masih berada di atas Rp1.000 sejak 6 Juli 2012. Terakhir, saham TOBA berada pada level di atas Rp1.000 terjadi pada 2 Januari 2013. Saat itu, saham TOBA mencapai Rp1.320.

Grafik: Pergerakan Saham TOBA Sejak 6 Juli 2012 Hingga 5 Desember 2016

Sumber: Bareksa.com

Sebagai informasi, kinerja keuangan Toba Bara tercatat kurang baik seiring dengan tertekannya harga batu bara global. Hingga September 2016, perseroan mencatat penurunan laba bersih hingga 81,85 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih perseroan dalam sembilan bulan tahun ini mencapai US$1,73 juta dari periode sama tahun lalu sebesar US$9,53 juta.

Penurunan laba perseroan sejalan dengan penurunan penjualan yang mencapai 28,47 persen dari US$268,55 juta menjadi US$192,09 juta. Selain itu, perseroan juga mengalami rugi selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan entitas anak sebesar US$315.953, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu mencatat untung US$895.458.