Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia menilai bahwa gejolak politik sementara dalam negeri tidak akan mempengaruhi pergerakan pasar modal. Meskipun demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat ditutup di zona merah menjelang unjuk rasa besar-besaran yang direncanakan untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengungkapkan bursa tidak akan terpengaruh aksi demonstrasi yang akan dilakukan pada Jumat 4 November 2016.
“Historically, yang menarik ya, politik tidak pernah mempengaruhi transaksi di Bursa,” katanya di Jakarta, Kamis 3 November 2016.
Tito mengatakan dari berbagai macam kesempatan demo besar-besaran bursa memang tidak terpengaruh. Ia mencontohkan, pada tahun 1998 dan 2015 juga tidak ada pergolakan di Bursa.
Bursa Indonesia menurutnya lebih terpengaruh dengan kondisi perekonomian dunia. Para pelaku pasar Indonesia menilai jika demonstrasi adalah permasalahan politik.
“Yang menarik di bursa ini, politik tidak mempengaruhi pasar,” katanya.
Tito mengungkapkan untuk jangka pendek mungkin ada efeknya, namun efek lebih lanjutnya dinilai tidak ada. Tito mengungkapkan saat pemilu pun IHSG tidak terpengaruh dan tetap naik.
“Saya percaya Indonesia itu Pancasilanya kuat dan tidak akan berpengaruh ke Bursa,” katanya.
Lain perkataan Tito lain lagi reaksi para pelaku pasar. Pada penutupan perdagangan Kamis 3 November 2016, IHSG harus anjlok 1,41 persen. IHSG ditutup di angka 5.329 atau turun 75,95 poin dari perdagangan sebelumnya.
Grafik Perdagangan IHSG Kamis, 3 November 2016
Sumber: Bareksa.com
Walaupun demikian, volume transaksi di bursa memang masih besar mencapai Rp8 triliun. Asing pun masih memborong saham-saham emiten Indonesia dan mencatat beli bersih (nett buy) Rp170 miliar. Frekuensi perdagangan di bursa juga mencapai 323 ribu transaksi. (hm)