Bareksa.com – Rabu 27 Oktober 2016, Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat paripurna pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 setelah sebelumnya telah disetujui oleh Badan Anggaran DPR. Di tengah ancaman kelesuan ekonomi, belanja modal BUMN tahun ini tercatat melonjak untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada APBN 2017, kebijakan fiskal ekspansif tetap dipertahankan bahkan defisit fiskal ditargetkan melebar menjadi 2,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari target tahun ini sebesar 2,35 persen. Proyeksi tersebut dianggap realistis ditengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan 5,1 persen.
Kepada media, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan belanja modal tahun depan masih diarahkan untuk percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur sehingga belanja modal BUMN bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Meski pada tahun depan BUMN tidak lagi mendapat kucuran PMN, pembentukan holding sektoral yang mulai dibentuk akhir tahun ini dapat meningkatkan leverage alias kemampuan untuk mencari utang. Menteri Rini menyebutkan holding BUMN ini juga dapat meningkatkan kapasitas belanja modal (capital expenditure/capex).
Dalam beberapa tahun terakhir, nilai capex BUMN semakin meningkat. Per Desember 2015, total capex seluruh BUMN mencapai Rp 219 triliun. Nilai ini meningkat tajam sebesar 83 persen menjadi Rp400 triliun dibandingkan realisasi belanja modal tahun lalu. Di tahun 2017, capex BUMN juga ditargetkan meningkat menjadi Rp510 triliun atau meningkat 28 persen.
Bila dibandingkan dengan PDB Indonesia, porsi capex BUMN juga melonjak. Dengan menggunakan angka PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, porsi belanja modal BUMN terhadap PDB di tahun 2015 sebesar 2,4 persen. Sementara itu, berdasarkan target capex 2016, porsi ini membesar menjadi 4,2 persen. Bahkan, porsi ini kemudian meningkat menjadi 5,1 persen di tahun 2017 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen. Hal ini mencerminkan perluasan peran BUMN dalam perekonomian nasional Indonesia. (hm)
Grafik: Belanja Modal BUMN (Rp triliun)
Sumber: Kementerian BUMN, Bisnis Indonesia, Bareksa