Bareksa.com – Sebagian besar ekonom memproyeksikan pemangkasan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan diumumkan hari ini, 22 September 2016. Jika BI mengambil langkah pelonggaran moneter ini, tiga sektor diperkirakan akan diuntungkan yaitu properti, bank dan ritel.
Survei Bloomberg menunjukkan dari 13 ekonom yang dimintai pendapat mengenai proyeksi pemangkasan suku bunga BI, 11 ekonom menyatakan bahwa bank sentral akan melakukan pelonggaran moneter. Seiring dengan implementasi suku bunga acuan baru, dalam rapat RDG sebelumnya di bulan Agustus lalu, BI tidak memangkas suku bunga meskipun sebagian analis memperkirakan adanya pemangkasan.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam isi presentasinya mengenai perkembangan terkini, tantangan dan prospek ekonomi Indonesia pada 9 September, membeberkan bahwa BI memandang dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.
Lebih lanjut lagi, The Fed dalam rapatnya kemarin memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga dan tetap pada 0,25 – 0,50 persen. Ini mengindikasikan ruang untuk penurunan suku bunga BI lebih luas lagi.
Grafik: Arah Kebijakan Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Saham yang diuntungkan
Macquarie Securities dalam laporan risetnya juga memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin seiring dengan permintaan dalam negeri yang belum kuat dan inflasi bergerak di kisaran bawah target pemerintah. Normalisasi suku bunga The Fed yang selalu menjadi pertimbangan BI dalam pengambilan kebijakannya juga sehingga meningkatkan kemungkinan pelonggaran moneter lebih lanjut.
Ada tiga sektor yang diproyeksikan Macquarie akan positif jika BI memangkas suku bunga, yaitu properti, bank dan ritel.
Rendahnya bunga dikombinasikan dengan turunnya LTV akan menjadi keuntungan bagi sektor properti. Sejumlah emiten properti yang terdaftar di bursa yakni, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA), diproyeksikan semakin cerah.
Sementara itu di perbankan, bank dengan proporsi deposito/wholesale funding yang besar dan durasi aset repricing yang relatif lebih lama akan memiliki posisi yang lebih menguntungkan. Beberapa bank yang diperkirakan akan positif adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten Tbk (BJBR) and PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Peritel seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Ace Hardware Tbk (ACES) juga diekspektasikan mendapat untung dari suku bunga yang lebih rendah dikombinasikan dengan permintaan domestik yang lebih baik dan kurs yang relatif stabil. (hm)