Bareksa.com – Harga saham operator taksi PT Blue Bird Tbk (BIRD) melonjak signifikan dalam dua hari terakhir, seiring dengan langkah perseroan meluncurkan sistem pembayaran non tunai (cashless) beserta promo diskon yang juga diiklankan di media nasional.
Pada perdagangan Rabu, 14 September 2016, harga saham BIRD ditutup di harga Rp3.180, naik 18,22 persen sehari. Peningkatan ini sangat signifikan setelah kinerja saham operator taksi berlogo burung biru ini sepanjang 2016 anjlok sangat dalam.
Dalam keterbukaan informasi BEI bertanggal 7 September 2016, Blue Bird mengumumkan peluncuran sistem pembayaran non-tunai di aplikasi My Blue Bird. Dengan adanya pembaruan aplikasi ini, masyarakat dapat melakukan pembayaran melalui Blue Bird eVoucher, kartu kredit dan kartu debit. Perseroan bekerjasama dengan Mastercard, Bank Mandiri dan BNI dalam layanan cashless ini. Dampak peluncuran ini disebutkan akan menunjang kegiatan operasional Perseroan dan kelangsungan usaha Perseroan.
Paska pengumuman tersebut, harga saham Blue Bird melonjak 18 persen. Padahal minggu lalu, BIRD masih membukukan penurunan 19,7 persen week-on-week. Sementara itu sepanjang 2016, saham Blue Bird telah anjlok 123,3 persen dari Rp7.100 menjadi Rp3.180 dipicu tingginya persaingan dengan transportasi online yang berimbas pada kinerja keuangan perseroan.
Grafik: Pergerakan Harga Saham BIRD Year-to-Date
Sumber: Bareksa.com
Aplikasi My Blue Bird untuk pemesanan armada sebetulnya telah diperkenalkan sejak 2011 – jauh sebelum booming transportasi online. Namun, dalam menghadapi gempuran dari transportasi online lain dua tahun belakangan ini, aplikasi sebelumnya dirasa belum cukup memadai. Untuk itulah Blue Bird berinovasi dengan meng-upgrade aplikasinya.
Ketatnya persaingan menyebabkan pendapatan perseroan pada paruh pertama 2016 ini turun 7 persen menjadi Rp2,5 triliun dan laba bersih hanya Rp229 miliar atau turun 48 persen year-on-year. Nilai ini jauh di bawah ekspektasi analis. Padahal, tahun lalu Blue Bird relatif masih dapat bertahan. Hal ini dikarenakan perolehan kas dari pelanggan – salah satunya penggunaan voucher Blue Bird – masih memberikan pertumbuhan positif.
Selama periode 2011 hingga 2015, penerimaan kas dari pelanggan selalu mencatatkan pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) mencapai 14,7 persen. Namun, pada paruh pertama 2016, angka ini kemudian bertumbuh negatif. Kas dari pelanggan turun 6,6 persen menjadi Rp2,5 triliun, bahkan penerimaan kas dari pengemudi anjlok 39,1 persen.
Grafik: Arus Kas dari Pelanggan dan Pengemudi (Rp miliar)
Sumber: IDX, Bareksa.com