Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Anggaran Negara 2016
Pemerintah berniat memangkas lagi anggaran belanja negara tahun ini sebesar Rp133,8 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan anggaran pemerintah pusat akan dipangkas Rp65 triliun dan dana transfer ke daerah dipotong Rp68,8 triliun.
Pemangkasasn dilakukan untuk menjaga kredibilitas anggaran pemerintah. Pasalnya defisit anggaran negara tahun ini berpeluang naik akibat penerimaan pajak akan meleset sekitar Rp219 triliun. Pemerintah akan menjaga defisit di bawah 2,5 persen.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Indofood memproyeksikan pabrik mi instan di Maroko akan mulai beroperasi pada Oktober tahun ini. Investasi tersebut sifatnya hanya memberikan franchise kepada pihak ketiga. Maka dari itu Indofood akan memperoleh pendapatan berupa royalti tanpa harus mengeluarkan investasi besar.
Pendapatan royalti Indofood pada kuartal pertama tahun ini turun 26 persen menjadi Rp42,48 miliar tetapi ekspor meningkat. Penjualan ke luar negeri mencapai Rp8,92 triliun, naik 12 persen dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya.
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
SIMP berencana membentuk perusahaan patungan dengan entitas usaha The Nisshin Oillio Group asal Jepang, Daito Cacao Co Ltd untuk mengembangkan bisnis cokelat di Indonesia. Kedua pihak sudah menandatangani nota kesepahaman untuk pembentukan joint venture/JV di Indonesia.
JV tersebut akan memanfaatkan teknologi canggih dalam industri cokelat yang dimiliki Daito Cacao dan mengeksplorasi kesempatan untuk masuk ke pasar cokelat. Kerja sama ini dilatarbelakangi peningkatan permintaan cokelat berkualitas di Indonesia dan Asia Tenggara.
PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)
PTPP berencana menggalang dana hingga Rp7,85 triliun tahun depan dari penawaran umum terbatas (rights issue) dan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) anak usahanya. Anak usahanya yang sudah tercatat di bursa, PT PP Properti Tbk (PPRO), akan melakukan rights issue sebanyak 30 persen modal disetor dengan target Rp1,6 triliun.
Sementara itu, PTPP akan menawarkan saham tiga anak usaha lainnya yaitu PT PP Peralatan, PT PP Precast dan PT PP Energi pada tahun depan dengan target masing masing Rp1,15 triliun, Rp1,1 triliun, dan Rp4 triliun. IPO dari PP Precast ditargetkan pada kuartal ketiga 2017 dan dua lainnya pada kuartal terakhir tahun depan.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
AALI fokus untuk ekspansi pabrik minyak kernel sawit (palm kernel oil/PKO) karena prospek harga yang cenderung meningkat. Anak usaha Grup Astra ini mengalokasikan belanja modal Rp260 miliar untuk membangun lima pabrik baru di Kalimantan dan Sulawesi.
PKO merupakan substitusi minyak kelapa. Harga kernel terhadap crude palm oil/CPO cenderung membaik karena pasokan minyak kelapa dunia tertekan akibat badai di Filipina, yang merupakan salah satu produsen terbesar dunia.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
KAEF sedang menyelesaikan pinjaman perbankan sebesar Rp1 triliun, melengkapi penggalangan dana lainnya. Pinjaman itu digunakan untuk membiayai pembangunan Pabrik Banjaran dan ekspansi.
Sudah ada tiga bank milik negara yang berkomitmen memberikan pinjaman sindikasi. Pabrik Banjaran ini nilai investasinya Rp1,2 triliun. Rp900 miliar akan didanai pinjaman dan sisanya kas internal. Selain itu, perseroan juga sedang dalam proses rights issue senilai Rp1 triliun serta penerbitan medium term notes (MTN) Rp300 miliar.