Akuisisi Oleh Felda Dikabarkan Batal, Harga Saham BWPT Amblas 4,5%

Bareksa • 26 Jul 2016

an image
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (keempat kanan) dan Menteri Perdagangan Antarbangsa dan Industri Malaysia Dato Sri Mustapa Mohamed (kelima kanan) bersama Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim (keempat kiri), jajaran direksi Rajawali Corpora dan FGV. (Hanum K. Dewi/Bareksa)

Sementara harga saham FGV di Bursa Malaysia justru meroket 17 persen sejak awal bulan

Bareksa.com - Harga saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) turun cukup tajam pada perdagangan hari Selasa 26 Juli 2016, seiring dengan kabar dari Malaysia terkait batalnya rencana akuisisi terhadap produsen sawit tersebut. Hingga pukul 14:00 WIB hari ini, saham BWPT anjlok 4,5 persen menjadi Rp210 dari penutupan sebelumnya Rp220.

Berdasarkan pantauan Bareksa, Valbury Asia Securities (CP) tercatat sebagai penjual terbesar saham perkebunan kelapa sawit ini dengan menjual sebanyak 200 ribu lot saham BWPT senilai Rp4,2 miliar pada harga rata-rata Rp211,4. Nilai transaksi oleh CP setara 28 persen jika dibandingkan dengan seluruh transaksi BWPT hari ini yang mencapai Rp14,8 miliar.

Selain itu, RHB OSK Securities (DR) tercatat sebagai penjual terbesar kedua saham BWPT hari ini. DR melepas saham BWPT sebanyak 75 ribu lot dengan nilai transaksi mencapai Rp1,6 miliar

Grafik: Pergerakan Harga Saham BWPT Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Amblasnya harga saham produsen sawit itu seiring dengan kabar dari Negeri Jiran yang menyebutkan bahwa Felda Global Ventures (FGV) tidak melanjutkan proses akuisisi saham BWPT dari Grup Rajawali. Media online The Star mengabarkan saham FGV berpotensi mengalami peningkatan rating, karena sebuah riset mengatakan pembatalan rencana akuisisi BWPT itu memberi katalis positif. Mengutip sejumlah sumber, media asal Malaysia tersebut juga mengatakan FGV akan menerbitkan pengumuman resmi terkait rencana pembatalan tersebut pada pekan ini. 

Sebagai pengingat, FGV dan Rajawali Corpora yang dikendalikan taipan Peter Sondakh telah meneken rencana mengalihan 37 persen saham BWPT pada tahun lalu. Transaksi dengan uang tunai dan tukar guling saham tersebut bernilai $680 juta atau Rp9 triliun setara dengan Rp765 per saham.

Angka penawaran akuisisi tersebut terbilang mahal bila dilihat dari harga saham BWPT di pasar reguler. Selain itu, depresiasi ringgit terhadap dolar AS juga membawa nilai akuisisi semakin tinggi. Saat MOU diteken, harga akuisisi setara RM2,8 miliar  Akan tetapi nilai tukar ringgit sudah melemah 16 persen terhadap dolar AS dan mendorong nilai akuisisi menjadi sekitar RM3,2 miliar.

Di sisi lain, pembatalan akuisisi saham BWPT menjadi salah satu dari empat katalis positif bagi saham FGV, menurut analis CIMB dalam riset terbarunya. Harga saham FGV naik 17 persen di Bursa Malaysia sejak awal Juli 2016.