Harga Saham BEKS Jeblok 10%, Jasa Utama Capital Lepas Rp1,4 M

Bareksa • 25 Jul 2016

an image
Para karyawan dan karyawati Bank Pundi (Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan)

Bahkan hingga pukul 15.00 perdagangan hari ini, transaksi BEKS mengalami penolakan otomatis (auto reject)

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) anjlok pada perdagangan hari ini 25 Juli 2016, penurunan untuk dua hari berturut-turut setelah lonjakan besar akibat pemegang saham menyetujui aksi korporasi perseroan untuk menerbitkan saham baru. Bank Pundi merupakan target akuisisi Pemerintah Provinsi Banten yang ingin menyuntikkan dana melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu, atau rights issue.

Hingga penutupan perdagangan hari ini, transaksi BEKS mengalami penolakan otomatis (auto rejection) akibat tingginya permintaan jual namun tidak ada yang mau membeli saham ini. Penolakan otomatis juga terjadi pada Jumat lalu. Harga saham BEKS hari ini ditutup di Rp93, turun 9,7 persen dibandingkan dengan harga penutupan Jumat Rp103.

Namun, pada Kamis 21 Juli 2016, harga saham BEKS melonjak 35 persen ke Rp114 akibat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan menyetujui rencana rights issue pada hari itu. Aksi korporasi yang disetujui itu merupakan tahap awal masuknya PT Banten Global Development (BGD) sebagai pemegang saham BEKS lewat Penawaran Umum Terbatas IV atau right issue sebesar 35 persen modal disetor.

Pada perdagangan hari ini, terpantau Jasa Utama Capital (YB) sebagai penjual terbesar saham Bank Pundi. YP berhasil melepas 155 ribu lot saham BEKS, pada harga rata-rata Rp93 per saham senilai Rp1,4 miliar. Nilai transaaksi yang dilakukan oleh YB setara 30 persen dari seluruh transaksi BEKS senilai Rp4,3 miliar.

Sementara di urutan kedua adalah Panin Sekuritas (GR) yang menjual saham BEKS sebanyak 96 ribu lot, pada harga rata-rata Rp93 per saham, senilai Rp900 juta.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BEKS Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Dalam rencananya ini, BEKS melakukan rights issue guna memberi jalan PT Banten Global Development (BGD) untuk mengakuisisi sahamnya. Akuisisi saham ini, berdasarkan prospektus BEKS akan dilakukan dalam tiga tahap. Nantinya kepemilikan BGD akan bertambah menjadi 68 persen setelah membeli saham BEKS dari PT Recapital Securities. Harga penerbitan saham dalam right issue akan ditentukan setelah regulator memberikan persetujuan.

Dalam tahap pertama, BEKS akan melakukan penawaran umum dan BGD akan menjadi pembeli siaga. Setelah tahap pertama dilakukan, BGD akan memiliki 25 persen saham BEKS. Tahap kedua juga berupa rights issue dan setelah aksi selesai BGD akan memiliki 40 persen saham BEKS. Terakhir, BGD akan membeli saham BEKS yang dipegang Recapital dan pemegang saham lain sehingga setelah tahap tiga selesai afiliasi Pemprov Banten itu akan memiliki 60 persen saham BEKS.

Sebelum Pemprov Banten merencanakan akuisisi, akhir Maret lalu PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) milik Hary Tanoesoedibjo juga mengungkapkan niat untuk membeli  saham Bank Pundi tapi batal. PT MNC Kapital Indonesia (BCAP) bahkan telah menyisihkan Rp100 miliar untuk dana cadangan modal di BEKS.

Sampai dengan saat ini, pemegang saham BEKS masih sama sejak masuknya Recapital dengan komposisi Recapital dengan 67,85 persen, IF Services Netherlands BV dengan 13,34 persen, Pershing sebesar 10,71 persen dan publik 8,1 persen.