Bareksa.com - Prospek kawasan industri membaik seiring dengan langkah pemerintah mempermudah perizinan investasi asing ke dalam negeri. Ini tercermin dari peningkatan kinerja operator kawasan industri salah satunya PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).
Pengembang kawasan industri terafiliasi Grup Sinar Mas tersebut diberitakan sedang didekati oleh beberapa investor asing yang akan membeli lahannya. Bahkan, ada satu calon investor yang bergerak di sektor otomotif sedang berdiskusi intensif dengan perseroan.
"Komitmennya sudah ada tapi masih ada beberapa tahap due diligence yang harus dilakukan. Ini terpotong karena ada libur lebaran kemarin," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS Tondy Suwanto, seperti dikutip oleh Kontan.
Berdasarkan riset CIMB yang telah disampaikan kepada nasabah, komitmen pemerintah dan reformasi terhadap pembangunan infrstruktur akan memulihkan daya tarik kawasan industri hingga 2017. Hal tersebut berdasarkan data historis, ada jarak sekitar enam bulan antara belanja pemerintah terhadap pemulihan investasi.
"Katalis dari keberhasilan implementasi tax amnesty dapat mempercepat dan memperpanjang siklus tersebut," tulis riset tersebut.
Operator kawasan industri Deltamas ini memiliki lahan pengembangan (landbank) yang cukup besar dan siap untuk dijual yakni seluas 1.100 hektare. Selain itu, DMAS juga akan menyambut tenant baru yang mulai beroperasi tahun depan seperti GM, Wuiing, Mitsubishi dan Maxxis. Semua tenant tersebut memiliki bisnis berkaitan dengan otomotif, sehingga dapat menarik calon investor lain yang memiliki bisnis serupa untuk berinvestasi di kawasan DMAS.
Grafik: Perbandingan Luas Landbank Pengembang Kawasan Industri (Hektare)
Sumber: Riset CIMB
DMAS tahun ini menargetkan pra-penjualan (marketing sales) lahan seluas 55-60 hektar. Adapun hingga semester pertama tahun ini sudah tercatat marketing sales seluas 10,4 hektare atau sekitar 19 persen dari target 2016. Bahkan perseroan sudah memastikan dua anchor tenant baru. (Baca juga: Benarkah Program KLIK BKPM Sudah Dirasakan Kawasan Industri?)
Riset CIMB menjelaskan bahwa kekuatan DMAS berada pada posisi atau lokasi kawasan industrinya yang cukup strategis. Pasalnya, pada 2017, DMAS akan memiliki akses jalan tol langsung menuju mal AEON, pusat perbelanjaan ritel yang berada di kawasannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, DMAS ditargetkan mencapai harga Rp300 berdasarkan valuasi price to earning ratio (PER) 2017 sebesar 13 kali dan diskon 50 persen terhadap nett asset value (NAV). CIMB pun memberikan rekomendasi untuk menambah saham ini dalam portofolio.
Bila dilihat sejak awal tahun, kinerja saham DMAS di bursa efek juga cukup baik dengan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Sejak awal tahun hingga 19 Juli 2016, DMAS telah mencatatkan return 20 persen, hanya dikalahkan oleh PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang naik 21 persen.
Grafik Imbal Hasil (Return) Saham-Saham Emiten Kawasan Industri Year to Date
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, tiga saham emiten kawasan industri lainnya yaitu PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) mencatatkan return negatif sejak awal tahun ini.