Transaksi Jumbo di Saham-saham Grup Bakrie, Jual-Beli Dilakukan Broker yang Sama

Bareksa • 17 Jun 2016

an image
Ketum Partai Golkar, Aburizal Bakrie usai penutupan Rapimnas Partai Golkar ke VII di Yogyakarta, 19 November 2014 (Antara Foto/Regina Safri)

Kenaikan harga saham BUMI diikuti tingginya transaksi perdagangan sepekan yang sudah mencapai 90 juta lot saham BUM

Bareksa.com - Pada perdagangan kemarin, Kamis, 16 Juni 2016 harga saham milik Grup Bakrie mengalami penurunan yang cukup signifikan,PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 7 persen dan BRMS turun 3,7 persen.

Meskipun demikian jika ditarik selama satu pekan terakhir harga saham-saham tersebut tetap mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Salah satunya adalah BUMI yang telah naik sejak tanggal 10 Juni hingga penutupan perdagangan kemarin sebesar 56 persen menjadi Rp78 per saham, dari sebelumnya hanya bertengger di level Rp50 per saham.

Kenaikan harga saham BUMI  diikuti tingginya transaksi perdagangan sepekan yang sudah mencapai 90 juta lot saham senilai Rp678 miliar.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BUMI 10-16 Juni 2016

Sumber: Bareksa.com

Bangkitnya harga saham BUMI dari Rp50 per saham terdorong panjangnya setelah terdorong sentimen masih belum selesainya verifikasi tagihan beberapa kreditur, sehingga BUMI memilih untuk memperpanjang masa penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) selama 21 hari. (Baca juga: Masa Penundaan Utang Diperpanjang, Saham BUMI Lompat 32%, BRMS Ikut Naik 8% )

Lima broker terpantau melakukan pembelian sekaligus penjualan terhadap saham BUMI. Diurutan pertama adalah Daewoo Securities (YP) yang selama sepekan telah membeli 10 juta lot dengan total nilai transaksi Rp75 miliar. Harga rata-rata pembelian oleh YP di angka Rp75,6 per lembar saham.

YP juga terpantau menjual 10 juta saham BUMI pada harga rata-rata Rp74,6 per saham, senilai Rp74 miliar

Di urutan kedua, broker pembeli terbesar saham BUMI adalah CIMB Securities (YU) yang membeli 7 juta lot saham BUMI dengan total transaksi Rp53 miliar. Namun YU juga berhasil melepas 5,1 juta lot saham senilai Rp 39 miliar

Sementara di posisi ketiga adalah Lautandhana Securindo (YJ) yang membeli 7 jut lot dengan total transaksi Rp52 miliar, dan melepas 5,4 juta lot saham senilai Rp41 miliar

Diurutan keempat dan kelima adalah Indo Premier Securities (PD) dan BNI Securities (NI), dimana keduanya berhasil melakukan pembelian sebesarRp39 miliar dan Rp34 miliar.

Tabel: Broker Pembeli dan Penjual Saham BUMI 10-16 Juni 2016


Sumber: Bareksa.com

Sama halnya dengan BUMI, meskipun hari ini BRMS mengalami penurunan, tapi jika dilihat selama satu minggu ke belakang, harga saham ini naik sebesar 4 persen menjadi Rp52 dari sebelumnya Rp50. Nilai transaksi BRMS pun naik, selama seminggu transaksi jual-beli saham BRMS tembus Rp 195 miliar. Nilai tersebut naik 5 kali lipat jika dibanding periode sebelumnya sejak awal tahun.

Menariknya, sejumlah broker yang menjadi pembeli dan penjual terbesar di saham BUMI, juga terpantau menjadi pembeli sekaligus penjual saham  BRMS.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BRMS 10-16 Juni 2016

Sumber: Bareksa.com

Selama satu minggu terakhir, YP membeli 5,2 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp53,6 per saham, senilai Rp28 miliar, namun YP juga terpantau melakukan penjualan saham sebanyak 5,1 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp53,4  per saham senilai Rp27,2 miliar.

PD juga membeli 2,5 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp53,5per saham , dengan nilai transaksi mencapai Rp13,4 miliar. Sama dengan YP, PD juga menjual kembali saham BRMS senilai Rp12,5 miliar

YJ tercatat melakukan hal yang sama, dengan melakukan pembelian saham sebanyak 1,8 juta lot, senilai Rp10 miliar. YJ juga telah melepas 2,2 juta lot saham seniali Rp12 miliar.

Tabel: Broker Pembeli dan Penjual Saham BRMS 10-16 Juni 2016

Sumber: Bareksa.com

Saham Grup Bakrie lainnya seperti ENRG memang tidak mengalami kenaikan harga saham. Namun, nilai transaksi saham tersebut terpantau mengalami kenaikan hingga 26 kali lipat jika dibandingkan transaksi januari hingga mei 2016.

Selama sepekan total transaksi saham ENRG berhasil mencapai Rp23,5 miliar.  Dengan broker pembeli sekaligus penjual terbesar adalah Erdikha Elit (AO). AO membeli 1,7 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp33,9 per saham, senilai Rp5,9 miliar. AO juga menjual 1,4 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp38,3 per saham, senilai Rp5,4 miliar.

Sementara pembeli terbesar kedua adalah Sucorinvest Central Gani (AZ) dengan melakukan pembelian saham, sebanyak 1,3 juta lot saham, pada harga rata-rata Rp35,4 per saham senilai Rp4,7 miliar

Perlu diketahui, transaksi pada ketiga saham Grup Bakrie tersebut dilakukan 90 persen dilakukan oleh investor lokal.