MARKET FLASH: Belanja Negara Berpotensi Dipangkas Lagi; Stock Split HMSP Efektif

Bareksa • 14 Jun 2016

an image
Aktivitas pekerja di pabrik rokok PT HM Sampoerna TBk (HMSP) di Surabaya. (Company)

CSAP berencana right issue Rp400 miliar, SSIA menerbitkan obligasi untuk akuisisi lahan

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split) HMSP dengan rasio 1:25 akan efektif mulai hari ini 14 Juni 2016. Jumlah saham sebelum stock split adalah 4.652.723.076 dengan nilai nominal Rp100. Sedangkan setelah stock split jumlah saham HMSP yang diperdagangkan menjadi 116.318.076.900 dengan nilai nominal Rp4.

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP)

CSAP berencana menerbitkan saham baru dengan total dana Rp400 miliar melalui right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Right issue yang direncnakan berjumlah 1,16 miliar saham dengan harga penawaran Rp425. Jumlah tersebut setara 40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Pemegang saham mayoritas berkomitmen menyerap termasuk Albizia Capital, yang baru masuk bulan lalu. Dana hasil right issue akan digunakan untuk belanja modal dan modal kerja, termasuk perluasan jaringan usaha bangunan Mitra 10.

RAPBNP 2016

Belanja negara untuk pos anggaran kementerian dan lembaga direncanakan dipangkas kembali dari Rp50 triliun menjadi Rp70 triliun. Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan usulan tambahan pemangkasan anggaan masih dibahas internal kabinet dan belum diajukan ke DPR.

Pemangkasan ini untuk mengimbangi penerimaan negara yang masih minim meski ada potensi dari pengampunan pajak.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

SSIA berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp500 – 750 miliar pada September 2016 berdenominasi Rupiah. Sebelumnya SSIA berencana menerbitkan obligasi berdenominasi dollar Singapura namun dibatalkan guna menghindari risiko kurs. Jadwal penerbitan obligasi ini juga mundur dari yang dijadwalkan pada Juni 2016.

Penerbitan obligaasi akan digunakan untuk akuisisi lahan di Subang dan Karawang.