MARKET FLASH: Repatriasi Bisa Bawa Rp200 T; BSDE Garap 2 Proyek Senilai Rp4,6T

Bareksa • 23 May 2016

an image
Seorang tenaga penjual menjelaskan produk perumahan yang dikembangkan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) kepada konsumen di Kantor Marketing Sinar Mas Land, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Bank Permata dapat restu OJK untuk rights issue; Waskita beri pinjaman anak usaha Rp300 miliar

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Dana Repatriasi

Beleid pengampunan pajak atau tax amnesty diperkirakan bisa menarik dana Rp200 triliun melalui opsi repatriasi. Pemerintah mengaku siap menyerap dana milik warga negara Indonesia yang akan pulang kampung melalui instrumen surat utang negara (SUN). Salah satu cara yang disiapkan adalah menambah target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) gross menjadi Rp600 triliun, dari sebelumnya Rp556 triliun.

Kenaikan pagu gross SBN ini juga sebagai antisipasi untuk menutupi pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Schneider Siahaan mengatakan, jika ternyata dana hasil repatriasi lebih tinggi daripada ekspektasi, maka kelebihannya akan ditampung di instrumen lain.

PT Bank Permata Tbk (BNLI)

Rencana PT Bank Permata Tbk menerbitkan saham baru melalui skema rights issue mendapat lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui aksi bertajuk Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII Bank Permata, anak usaha Grup Astra ini membidik dana segar Rp 5,5 triliun dari penjualan 10,46 miliar saham baru. Dana hasil rights issue akan digunakan sebagai tambahan modal inti bank dan penguatan struktur permodalan.

Pemegang saham utama Permata, yakni PT Astra International Tbk dan Standard Chartered (Stanchart) Bank, memberikan dukungan yang kuat pada rights issue tersebut. Baik Astra International maupun Stanchart telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan haknya dan akan bertindak sebagai pembeli siaga atas sisa saham yang tidak diserap publik.

PT Pertamina Bina Medika atau Pertamedika

Pertamedika, anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang fasilitas kesehatan, berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan target dana Rp800 miliar-Rp1 triliun pada 2017. Direktur Utama Pertamedika Sentul Dany Amrul Ichdan memaparkan perusahaan berencana melepas 30 persen saham. Adapun aset perseroan senilai Rp2 triliun. Menurutnya, rencana tersebut sempat muncul beberapa tahun lalu akan tetapi sampai saat ini belum dapat terealisasi.

Dany memaparkan dana yang diperoleh dari IPO itu kemungkinan akan digunakan untuk akuisisi rumah sakit. Seperti diketahui, Pertamedika adalah anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang non-minyak dan gas. Perusahaan itu mengelola sejumlah rumah sakit di Balikpapan, Cirebon, Prabumulih, Pangkalan Brandan, Rantau, Plaju, Tanjung, Tarakan, Sorong dan rumah sakit kerja sama operasi di Sentul, Badak dan Lampung.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

WSKT memberikan pinjaman Rp300 miliar kepada anak usaha perseroan, PT Waskita Toll Road untuk menunjang kegiatan usaha yang bergerak di bidang jalan tol. Bunga fasilitas itu sebesar 9,5 persen per tahun dari jumlah utang pinjaman yang terutang.

Fasilitas pinjaman itu tersedia untuk jangka waktu 7 bulan sejak tanggal perjanjian dengan skema bunga berbunga. WSKT juga menyediakan dana talangan Rp100 miliar untuk PT Pejagan Pemalang Tol Road, yang dimiliki oleh PT WMMTR, anak usaha Waskita Toll Road.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

BSDE melalui anak usahanya PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) siap menggarap dua proyek apartemen dan kawasan multifungsi senilai total Rp4,6 triliun. Proyek kawasan mixed used di Jakarta Selatan bernilai Rp2,6 triliun dan proyek apartemen Aerium di Jakarta Barat senilai Rp2 triliun.

Proyek kawasan multifungsi itu akan berlokasi di Tanjung Barat dan dikembangkan dalam dua tahap: tahap awal adalah apartemen dan pusat perbelanjaaan, tahap kedua adalah pembangunan hotel dan perkantoran. DUTI menyiapkan belanja modal Rp1-1,5 triliun. Jumlah tersebut setara 25-37,5 persen alokasi capital expenditure BSDE tahun ini yang sebesar Rp4 triliun.