Pinjaman China $3 Miliar Telah Dialirkan, Ini Tanggapan Bank BUMN
Penyaluran pinjaman yang berasal dari Negeri Tirai Bambu itu sudah ada dalam perencanaan, murni atas pertimbangan bisnis
Penyaluran pinjaman yang berasal dari Negeri Tirai Bambu itu sudah ada dalam perencanaan, murni atas pertimbangan bisnis
Bareksa.com - Pada 16 September 2015 lalu China Development Bank (CDB) menyalurkan pinjaman sebesar $3 miliar untuk tiga bank milik negara. Ketiga bank tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Penandatanganan perjanjian ini dilakukan di depan Menteri Negara BUMN, Rini Sumarno. Kredit kepada tiga perusahaan pelat merah ini diberikan dengan tenor 10 tahun dan dikenakan suku bunga masing-masing LIBOR 6M + 2,85 persen dan SHIBOR 6M + 3,30%.
Berdasarkan surat penjelasan OJK kepada DPR RI pada tanggal 8 Maret 2016, pinjaman tersebut sudah disalurkan untuk bidang-bidang yang telah ditentukan oleh OJK. Kredit mengalir ke sejumlah grup besar, seperti Sinarmas, Medco, termasuk Bosowa dan Toba Sejahtera. Dua yang terakhir terafiliasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. (Baca juga: Pinjaman China $3 Miliar untuk Bank BUMN Mengalir ke Korporasi Besar Ini)
Pinjaman kepada Bank BRI, digunakan untuk membiayai antara lain kredit komersial dengan fokus segmen BUMN, terutama untuk pembiayaan infrastruktur dan efek turunan dalam pengembangan bisnis UMKM. Kredit Bank Mandiri digunakan untuk membiayai antara lain kredit modal kerja perusahaan Indonesia maupun pembiayaan proyek infrastruktur Indonesia. Sedangkan kredit BNI digunakan untuk membiayai antara lain proyek infrastruktur pemerintah berupa pembangunan pembangkit listrik, infrastruktur transportasi dan pelabuhan laut.
Promo Terbaru di Bareksa
Menerangkan tentang penyaluran kredit tersebut, Corporate Secretary BRI Hari Siaga mengatakan apa yang dilakukan oleh perseroan murni didasarkan kepentingan bisnis. Pinjaman-pinjaman tersebut memang sudah ada dalam pipe plan. "Kami memberikan pinjaman sejalan dengan program pemerintah yakni infrastruktur. Itu kami gunakan untuk mendukung pemerintah," katanya.
Dia menekankan para kreditur tidak mengetahui asal-muasal dana karena hal tersebut merupakan hak perseroan untuk mengatur aliran dana. Berbagai perusahaan yang mendapatkan pinjaman juga sudah lama mengajukannya. Karena itulah, ketika dana pinjaman dari China masuk, pihaknya bisa langsung menyalurkannya. "Jadi, pemikirannya jangan kenapa kok ini cepat sekali prosesnya. Padahal, itu kami tinggal matching saja."
Tertera dalam lampiran surat OJK tersebut, Grup Sinarmas menjadi penerima kredit terbesar yang dibagi dalam tiga denominasi mata uang yakni dolar AS, rupiah, dan renmimbi masing-masing $561 juta, Rp1,3 triliun, dan RMB416 juta. Pada saat yang sama, kredit juga mengalir ke PT Poso Energi yang berada di bawah kendali Kalla Group, kelompok usaha yang didirikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. PT Poso Energy mendapatkan pinjaman sebesar $143 juta dari Bank BRI.
Selain itu, Bosowa Group milik Aksa Mahmud yang merupakan adik ipar Jusuf Kalla juga mendapat pinjaman melalui dua perusahaan yakni PT Bosowa Energi dan PT Semen Bosowa. Pinjaman untuk masing-masing perusahaan sebesar $90 juta dan $55 juta. PT Misi Mulia Petronusa yang berada di bawah kendali Bosowa Group juga mendapat pinjaman senilai Rp680 miliar. PT Misi Mulia Petronusa ini adalah perusahaan yang mengoperasikan terminal LPG di Banyuwangi.
Juga tertera nama anak usaha perusahaan yang terafiliasi dengan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. Perusahaan tersebut adalah PT Kertanegara Energi Perkasa yang merupakan anak usaha PT Toba Sejahtera Tbk.
Tabel: Pinjaman yang Disalurkan kepada Grup Kalla & Grup Toba Sejahtera
Sumber: OJK
Mengenai Bosowa Group, Hari mengatakan kelompok usaha tersebut merupakan nasabah lama dan loyal BRI. Saat merumuskan perjanjian dengan China, BRI dan bank BUMN lain tidak menargetkan kepada siapa pinjaman akan dikucurkan. "Kami juga tidak serta merta menyetujui kredit pada siapapun tanpa berfikir bisnis jangka panjang."
Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas, kepada Bareksa juga menekankan bahwa semua pinjaman tersebut murni bersifat business to business. "Kami juga sudah memberikan daftar peminjam dana tersebut kepada DPR, dan tidak ada satupun yang terafilisasi dengan China," katanya. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.