Secara Valuasi, BNI Perlu Keluarkan Rp3,6T untuk Beli 44,5% Saham Bank Permata

Bareksa • 22 Apr 2016

an image
Petugas menunjukkan uang rupiah pecahan Rp100 ribu di gerai BNI Syariah, Kuningan, Jakarta

Valuasi Bank Permata tahun 2015 turun karena penurunan laba 84%

Bareksa.com -  PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tertarik mengakuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Suhardi Petrus dalam keterbukaan informasi kemarin (Kamis, 21 April 2016).

Suhardi menyebutkan bahwa Bank BNI ingin membeli sebagian saham Bank Permata yang dimiliki oleh Standard Chartered Plc (Stanchart). Bank asal Inggris itu menguasai porsi sebanyak 44,56 persen saham BNLI atau setara 5,3 miliar lembar saham.

Untuk memuluskan keinginannya, berapa dana yang perlu dikeluarkan Bank BNI untuk mendapat saham Bank Permata?

Bank Permata, dari segi permodalannya merupakan salah satu bank yang masuk dalam kategori BUKU III atau bank dengan modal inti Rp5 triliun sampai dengan Rp30 triliun.

Sayangnya, pada 2015 bank yang sebagian sahamnya juga dimiliki PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penurunan kinerja cukup drastis. Ini terjadi akibat penghapusan bukuan kredit macet sebesar Rp3,32 triliun atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya Rp1,15 triliun.

Hal tersebut mengakibatkan Bank Permata hanya mampu menghasilkan laba bersih setara Rp21 per lembar saham atau turun 84 persen dibanding laba per saham pada 2014. Penurunan kinerja perusahaan ini tentunya ikut berpengaruh terhadap penilaian harga saham atau valuasinya.

Jika menggunakan metode perhitungan price to earning ratio (PER), Bank Permata sewajarnya diperdagangkan pada harga Rp657 per saham. Nilai tersebut diperoleh dari nilai laba per saham dikalikan dengan rasio harga terhadap laba (price to earning ratio/PER) rata-rata perusahaan sejenis. Berikut ini PER emiten perbankan yang masuk ke dalam golongan BUKU III:

sumber: Perusahaan, diolah Bareksa

Dengan rata-rata PER industri perbankan BUKU III sebesar 32,74 kali dan laba per saham hanya sebesar Rp21. Maka valuasi Bank Permata saat ini berada di kisaran Rp657,57 per saham (Rp21 x 32,74). Ini tentunya lebih rendah jika dibandingkan dengan harga pasar saham BNLI saat ini di kisaran Rp1.180 per lembar. Jika menggunakan metode perhitungan seperti di atas, maka BNI dipastikan bisa meraih keuntungan dari selisih antara harga valuasi dan harga pasar.

Untuk diketahui, jumlah saham BNLI yang dimiliki Stanchart tercatat sebanyak 5,3 miliar lembar. Jika diasumsikan semua saham tersebut diborong BNI, maka Bank BUMN tersebut perlu merogoh kocek tak kurang dari Rp3,6 triliun untuk membawa pulang saham Bank Permata. (Baca juga: Akan Diakuisisi Bank BNI, Harga Saham Bank Permata Terbang 25%)