Reshuffle Segera Diumumkan, Golkar dan PAN Masuk Kabinet

Bareksa • 08 Apr 2016

an image
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/1). Rapat tersebut membahas soal persiapan Peringatan 60 Tahun KTT Asia Afrika dan 10 Tahun New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) pada bulan April 2015 di Jakarta dan Bandung (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Menteri yang kerap bikin gaduh dikabarkan bakal terlempar.

Bareksa.com - Perombakan kabinet Jokowi-JK yang kedua segera diumumkan. Kapan itu? Belum ada yang tahu pasti.

Ada yang bilang nanti sore, Jumat 8 April 2016. Ada yang bilang keesokan harinya. Namun, seorang pejabat tinggi di lingkaran inti Jokowi memberi sinyal: “Pasti sebelum 14 April atau sesudah akhir bulan.” Seorang pejabat lain mengatakan karena Megawati Soekarnoputri baru akan kembali dari Jepang, Sabtu besok, boleh jadi pengumuman penting itu dirilis Rabu minggu depan.

Reshuffle pertama sendiri diumumkan pada September tahun lalu.

Memang, selalu sulit menebak arah reshuffle. Yang bisa dilakukan adalah meraba-raba ke mana arahnya. Dalam rangka itu, berikut adalah informasi yang dihimpun Bareksa dari berbagai sumber (lebih dari enam sumber) di lingkaran Jokowi-JK.

Pada reshuffle kali ini, Presiden Jokowi melebarkan dan memperkokoh fondasi politiknya. “Golkar dan PAN masuk kabinet, masing-masing dapat satu kursi,” kata seorang sumber, yang diiyakan satu narasumber lainnya. Adapun PPP sudah direpresentasikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang kinerja dan visinya dipuji banyak kalangan.

Jika ini benar terjadi, maka kabinet Jokowi-JK terdiri dari gabungan unsur tujuh partai politik, yakni: PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, Hanura, dan belakangan bertambah dengan PAN, PPP, dan Golkar. Partai-partai ini—jika diasumsikan satu suara di parlemen—merepresentasikan 61 persen kursi di DPR RI. Artinya, menguasai suara mayoritas di parlemen. Sementara tiga partai yang berada di luar pemerintahan—yakni Gerindra, Demokrat, dan PKS—hanya 39 persen. Tentu saja, koalisi ini tidaklah permanen, bersifat cair, dan akan ditentukan dari isu ke isu.

Grafik: Komposisi Jumlah Kursi Partai Pendukung Pemerintahan Jokowi-JK di DPR RI

Dalam format baru kabinet ini, posisi partai politik tampaknya akan menguat. Beberapa anggota kabinet yang berada di lingkaran terdekat Presiden akan bergeser posisi. “Saya juga mungkin akan digeser,” kata salah satunya. “Partai tidak happy.”

Selain itu, dua portofolio ekonomi strategis dan “basah” juga dikabarkan akan diisi oleh fungsionaris partai dan seorang profesional yang memiliki kedekatan dengan Teuku Umar. Menteri BUMN Rini Soemarno, yang terus kencang digoyang PDI Perjuangan, naga-naganya akan dipertahankan Jokowi, meski harus bergeser posisi ke pos lain. Tiga nama menteri lain yang gemar dan belum lama ini terlibat kegaduhan politik juga disebut-sebut akan terlempar.

Namun, sudah pasti benarkah semua itu?

Wallahualam a'lam bishawab. (kd)